TVXQ Super Junior SHINee Girls Generation F(x)

TVXQ Super Junior SHINee Girls Generation F(x)
God of the East

Jumat, 11 Maret 2011

[FF] Black Angel x White Angel part 3 + end





#chapter3

“Tidak bisa!” bantah Dennis, dia kemudian keluar kamar dan memanggil teman-temannya dari langit, hanya dengan siulan saja, dua orang bersayap sudah muncul dihadapannya.
“Siwon ah~ Heechul ah~ kemana Jisun?” tanya Dennis.
“Dia masih menyisir rambutnya, sebentar lagi juga..” ditengah-tengah perkataan heechul, yang namanya Jisun itu akhirnya sampai juga.
“Ne, ada apa memanggil kami?” tanya Siwon.
“Sebenarnya aku hanya ada perlu dengan Jisun, hehe..” jawab Dennis, “Jisun ah~ bisakah kau gantikan pakaian wanita ini didalam?” pinta Dennis.
“Ne~” Jisun mencoba masuk kedalam kamar, namun,
“Eit! Jangan masuk dengan seperti ini” Dennis menunjuk Jisun yang masih dengan gaun putih dan sayap putihnya. Ketiga orang itupun menyamar menjadi manusia biasa seperti Dennis.

***
“Siapa kau?” tanya Luvin saat melihat seorang wanita masuk kedalam kamarnya.
“Aku temannya..” Jisun menghentikan perkataanya “Mampus, siapa nama Leeteuk disini?” tanya jisun dalam hatinya.
“Jungsoo? Kau temannya?” terka Luvin.
“Ne~ sini kugantikan bajumu~” ternyata Luvin sudah tidur pulas “Apa dia mengigau?”
Jisunpun menggantikan baju Luvin dengan rok mini dan kaus putih lalu meninggalkan Luvin sendiri di dalam.
“Dia sudah tertidur, aigoo~ neomu aegyo yeoja~ dia seperti inhyeong saja” ujar Jisun saat sampai di ruang makan menemui ketiga temannya yang lain.
“Ne~” jawab Dennis dengan senyumnya.
“Siapa dia?” tanya Heechul.
“Ye, apa dia kekasihmu?” tambah Siwon.
“E.. dia.. teman sekampusku~”
“Kampus?” tanya Jisun.
“Ne”
“Aku mau ke kampus, aku mau, aku mau” rengek Jisun.
“Baguslah, kalau begitu aku jadi banyak teman, kalian ikutlah bersamaku menyamar menjadi manusia biasa” ujar Dennis.
“Sepertinya seru” Heechul dan Siwonpun mulai tertarik.



***
Dennis, Jisun, Heechul dan Siwon sudah siap untuk menyantap makan malam mereka, Dennis pergi ke kemar Luvin untuk mengajaknya makan malam bersama.
“Jigyo-ssi” Dennis membuka pintunya, kamar Luvin masih gelap, dia masih tertidur. Dennis menyalakan lampunya, dan mendekati Luvin.
“Jigyo-ssi, ireona~” ucap Dennis
Luvin berpindah tempat dan menghadapkan tubuhnya kearah Dennis duduk sambil memeluk gulingnya, Dennis tersenyum, Luvin benar-benar imut selagi tidur.
“Jigyoooooo! Ireonaaaaaaaa~”
Luvin membuka matanya yang langsung berhadapan dengan mata Dennis, “ireona? Jam berapa sekarang?” tanya Luvin setengah sadar.
“jam 7, ayo makan malam~” Dennis menarik tangan Luvin yang masih dialam kantuknya ke ruang makan.
Luvin memasukan sesuap demi sesuap nasi kemulutnya dengan malas, akhirnya dia menyudahi makannya dengan 6 suapan saja, lalu meneguk minumnya sebanyak 6 kali, kemudian tertumpah kepakaiannya.
“Mwo?” Luvin terkejut melihat pakaiannya.
“Waeyo?” tanya Dennis, Siwon, Heechul dan Jisun secara serempak.
“Mengapa memakaikanku pakaian putih begini?” tanya Luvin dengan polosnya.
“Waeyo? Putih kan bagus” jawab Dennis.
“He.. yasudahlah~” desah Luvin.
“Oh ya, kenalkan ini temanku” lanjut Dennis memperkenalkan teman-temannya itu.
“Heechul imnida”
“Siwon imnida”
“Jisun imnida”
“Lu...”
“Lu?” tanya Siwon.
“Lupa, aku lupa namaku, hehe” elak luvn.
“Jigyo” sambar Dennis.


***
Luvin berangkat bersama Dennis, Heechul, Siwon dan Jisun ke Inha, kampus mereka. Saat kelas dimulai, Dosen membawa Heechul, Siwon dan juga Jisun sebagai mahasiswa baru di kelas yang sama dengan Dennis dan Luvin.
Saat mereka sudah dipersilahkan duduk setelah memperkenalkan diri, datang seoarang lagi, otubuhnya tinggi dan rambutnya panjang untuk ukuran seorang pria.
“Choi Min Ho” Luvin terbelalak, Dennis tampak kesal melihat Luvin yang sepertinya mengetahui pria itu.
“Banyak sekali anak baru disini” cetus Changmin.
“Hehe, tidak apa lah, yang wanita cantik-cantik kan” ujar Hankyung.
“Annyeonghasimnika, joneun Choi Min Ho imnida, E.. bisakah aku duduk di sebelah kiri Yoon Ji Gyo?”
“Baiklah, mungkin Jigyo bisa membantumu, Changmin-ssi, pindahlah satu langkah kebelakang” pinta Dosen. Changmin mau tak mau pun harus menurutinya.
“Minho ah, kau sedang apa disini” bisik Luvin saat Minho sudah duduk disampingnya.
“Mommy-mu menyuruhku menemanimu: jawab Minho dengan senyuman manisnya.
Dennis memperhatikan mereka berdua, wajahnya tidak dapat menyembunyikan kalau dia tidak senang melihat Luvin dengan Minho.


***
Kelas pun sudah selesai, Minho yang belum membawa buku satupun hanya memperhatikan Luvin yang menyusun bukunya.
“Kara~” ajak Minho saat Luvin sudah memakai tasnya.
“Kemana?” tanya Luvin yang kebingungan.
“Pulang”
“Huh? Won’t”
“Waeyo?”
“Aku masih harus dibumi, kau pulanglah duluan” bisik Luvin.
“Haha, polosnya” Minho mengacak rambut Luvin.”Maksudku pulang ke rumah”
“Huh? Aku sudah ada rumah, ya kan Jungsoo-ssi?”
“Hah? Ne~” jawab Dennis.
“Dengannya? Siapa dia?” Minho nampak cemburu.
“Temanku, namanya Park Jung Soo” jelas Luvin.
“Ayo pulang” ajak Heechul pada Dennis, Siwon, Jisun dan Luvin.
“Geunde, nanyo?” tanya Minho sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Huh? Ia juga” Luvin berbalik dan menggigit jarinya. “Bailah, kita ke hotel saja ya” ujar Luvin dengan polosnya.
“Mwo? Hotel? Andwae!” sahut Dennis.
“Wae?” tanya Minho dengan gaya sombongnya.
“Ani~ ikutlah tinggal dirumahku~” jawah Dennis.
“Jinjja? Jungsoo-ssi, gomawo~” ujar Luvin dengan senyuman manisnya.
Merekapun pulang kerumah Dennis, walau Dennis sepertinya tidak begitu ikhlas, bahkan sangat tidak ikhlas kalau Minho tinggal dirumahnya, dia juga bingung mengapa dia harus mengajaknya tinggal bersama? Biarkan saja dia dengan Luvin pergi! Pikirnya.
Sesampainya di depan rumah Dennis, mereka semua turun dari mobil, sampai Siwon menyadari bahwa ada yang kurang.
“Jisunie, eodisseo?” tanya Siwon sambil menengok kearah mobil.
“Apa dia tadi tidak ikut pulang bersama kita?” tanya Luvin.
“Heechul ah~ Siwon ah~ kalian kan dibelakang, mengapa tidak melihatnya?” tanya Dennis yang sedikit marah.

***
“Hufh, aku ditinggal ya? Aku tak tahu rumah Leeteuk pula, aigoo~”
“Jisun-ssi?” seseorang menghampiri Jisun yang sedang kebingungan bagai anak hilang.
“Ne? Nuguya?”
“Aku, Lee Dong Hae, mengapa belum pulang?”
“Ah~ aku tertinggal” desah jisun pasrah.
“Tertinggal? Bagaimana ceritanya?”
“Tadi aku ke toilet dulu, ternyata sudah ditinggal” keluh Jisun.
“Oh, mari aku antarkan~” tawar Donghae.
“Tapi, aku tak tau dimana rumahku~”
“MWO?? Lalu bagaimana?? Kau tinggal dialamat mana? Nanti kita tanyakan orang dijalan”
“Molla~ yang aku tau, aku tinggal dirumah Jungsoo”
“Oh, Jungsoo-ssi? Aku tau rumahnya, mari ku antar”
“Jinjjayo?”
“Ne~ kara~”

***
“Kapan kita kembali ke castil?” tanya Minho pada Luvin yang sedang duduk-duduk di kolam renang. Dennis yang lewat dengan tidak sengajapun menguping dibalik jendela.
“Huh? Aku tidak tau, aku bahkan belum memasang satu cheap pun ke orang-orang” keluh Luvin.
“Haha~ aku akan membantumu~ tenang saja” Minho menarik tubuh Luvin hingga kepala Luvin bersandar dipundaknya.
“Inikan tugasku”
“Hehe, sebagai calon menantu yang baik, aku harus membantu mertua dan calon istriku” ujar Minho yang mengejutkan Dennis.
“Huh?”
“Ya, supaya kita cepat-cepat menyelesaikan tugas kita, lalu kembali ke castil dan menikah” ujar Minho lalu merangkul pundak Luvin. Dennis beranjak dari tempat dimana dia menguping pembicaraan Luvin dan Minho.
“Kau tidak mau menikah denganmu” bantah Luvin dengan lembut namun masih dalam senderannya dipundak Minho.
“Wae? Apa aku kurang tampan?”
“Kau itu sudah sangat tampan”
“Lalu mengapa?”
“Karena aku tidak mencintaimu, babo” Luvin memukul kepala Minho pelan.


***
Dennis berjalan menuju kamarnya, dan sudah melangkahi satu tangga.
“Apaan! Menikah! “ desisnya.
Ting Tong
“Hufh, siapa lagi!” Dennis turun kembali dan membukakan pintu.
“Jisun? Donghae?”
“Jungsoo ya!! Mengapa kau meninggalkanku?” bentak Jisun.
“Mian, aku lupa, kau trau sendiri tadi aku sedang kesal dikampus” jelas Dennis.
“Ne?”
“Soal Minho-ssi?” sahut Donghae.
“Ne??” Dennis kaget mendengar tebakan Donghae.
“Sudahlah, aku pulang dulu ya.” Pamit Donghae pada Dennis. “Jisun ah~ aku pulang ya”
“Ne~” Jisun menjawab sambil tersenyum-senyum dan melambaikan tangannya.
Dennis menutup pintunya dan beranjak kekamarnya karena masih bad mood, sedangkan Jisun terus tersenyum tidak jelas sampai akhirnya Dennis mengiranya gila.
“Kau gila?” tanya Dennis sambil menaiki tangganya selangkah demi selangkah.
“Aku jatuh cinta! Dia baik sekali~ aigooo~~~ aku senag dibumi!” Jsiun mengikuti Dennis berjalan keatas tangga.
“Jangan ikuti aku~ aku mau sendiri” ujar Dennis.
“Kau kenapa?”
Dennis tidak emngguibris Jisun, dia masuk kekamarnya dan mengunci pintunya lalu melempar tubuhnya ke ranjang.
“Aku ini kenapa? Mengapa memangnya kalau mereka menikah? Hufh, aku tidak mengerti dengan jalan hatiku” benaknya.
Hingga waktunya jam malam, Dennis masih mengurungdirinya dikamar, Heechul, Siwon, Jisun, Luvin dan Minho yang sudah dimeja makanpun kebingungan.
“Ada apa dengan Jungsoo?” tanya Heechul.
“Aku tak tau, tadi sih dia bilang dia lagi mau sendiri” jawab Jisun.
“Kenapa dia?” timpal Siwon.
“Tapi kan dia harus makan” ujar Luvin, lalu Luvin pergi kekamar Dennis dan membujuknya.
“Jungsoo-ssi, apa kau tidur??”
“...”
“Jungsoo-ssi” Luvin terus mengetuk pintunya.
“Jungsoo-ssi”
“Untuk apa kau kemari? Sana urusi calaon suamimu!” jawab Dennis dari dalam.
“Huh? Kau harus makan”
“Shireo”
“Yasudah, kalau begitu aku juga tidak makan!”
“Mwo? Mengapa begitu?”
“Makanya makan! Ayo!”
“Shireo! Kau makanlah sana! Nanti calon suamimu marah!”
“YA! Park JUNGSOO! Jangan bertingkah seperti anak kecil! Kau keluar atau ku dobrak pintunya!”
“Dobrak saja kalau kau bisa!”
BRRAKKK
Luvin langsung mendobrak pintunya dalam sekali tendangan saja.
“Kau ini manusia apa bukan?” Dennis terbelalak melihat Luvin.
“Huh? Tentu saja! Ayo makan!” Luvin menarik-narik Dennis dari ranjangnya.
“Shireoo~” rengek Dennis.
“Kau ini kenapa?” tanya Luvin melembut.
“Tak apa~”
“liar! Begini saja,kalau kau mau makan, akan kuberikan hadiah”
“Jinjja? Baiklah ayo makan!”


***
Makan malampun usai, Dennis langsung menagih janji Luvin padanya.
“Mana hadiahnya?”
“Ini” Luvin memberinya sebuah gelang, “tenang saja, tak ada cheapnya” Luvin keceplosan.
“Cheap?” Siwon terkejut.
“Cheap?” timpal Heechul.
“CHEAP?” sambung Jisun.
“Ah? Aku hanya bergurau asal saja, hehe. Zaman sekarang banyak orang yang menjual suatu barang dengan tidak diketahui ada cheapnya, begitu, hehe”
“Lalu bagaimana kau tau gelang itu tidak ada cheapnya?” tanya Heechul.
“Huh? E.. aku..”
“Aku percaya padamu” bisik Dennis, Luvin sedikit terkejut, apa Dennis tahu? Tapi tidak mungkin! Pikirnya.
“Sudah, kau tidurlah!” ujar Minho pada Luvin.
“Ne, ayo kita tidur, sudah malam” ajak Jisun.
Mereka semuapun pergi kekamarnya masing-masing. Semua sudah tertidur lelap kecuali Dennis yang masih berbunga-bunga.
“Dia bahkan tidak memberikanku cheap padaku, dia benar-benar baik. Apa benar dia Luvin? Atau mungkin sebenarnya dia hanya pura-pura baik?” gumam Dennis.


***
“Luvin~~” panggil Minho dari luar pintu, Dennis yang mendengar panggilan Minho itu karena kamarnya bersampingan dengan Luvinpun mengintip dari jendela kamarnya.
“Luviinnn~” seru Minho lagi karena tak ada respon dari Luvin.
“Luvin ah~ apa aku perlu mendobrak pintunya? Ayolah~ aku tau kau belum tidur” bisik Minho.
“Sedang apa dia malam-malam begini” desis Dennis.
“Luvin ah~~”
“Yeah~ sabar dulu, aku sedang pakai baju!” bentak Luvin.
“Pakai baju? Kau tidur tidak pakai baju?” Minho terkejut.
“Apa? Aku baru selesai mandi!”
“Oh~ yasudah sih, aku kan calon suamimu, nanti juga aku lihat~”
“Tidak mau”
Luvin yang sudah memakai bajunya membuka pintunya untuk Minho, dengan cepat Minho langsung memeluk pinggang Luvin.
“ada perlu apa?” tanya Luvin.
“Keperluan seorang pria”
“Mwo? Kenapa datangnya padaku? seharusnya pada pria kan?” ujar Luvin dengan polosnya.
“Ya ampun LUVin~ kau ini!” Minho mengacak-acak rambut Luvin.
“Minho-ssi, aku sudah mau tidur, kau ini mau apa?” Luvin mulai kesal karena dia sudah mulai mengantuk.
“Yasudah, tidur bersama saja~”
“Kalau kau takut tidur sendiri bicara daritadi! Tapi jangan macam-macam ya!” Luvin langsung membatasi ranjangnya dengan guling.
“Maksudku kan bukan begitu, Luvin.. Luvin” desis Minho sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi Minho hanya menurut saja, nasi sudah menjadi bubur.
“Jigyo-ssi” ucap Dennis yang ternyata sudah berdiri dipintu.
“Huh?? Ada apa? Kau juga takut tidur sendiri?” tanya Luvin dengan polosnya.
“...” mata Dennis dan raut wajahnya menyatakan bahwa dia marah.
“Sini masuk, kau bisa tidur disampingku” Luvin mengambil batasan gulingnya dan pindah kesitu.
Dennis beranjak dengan raut wajah yang masih sama kesamping Luvin, wajah Minho juga sudah nampak sangat kesal.
“Jigyo-ssi, menghadaplah padaku, aku takut” ujar Dennis sambil menatap Minho, bukan Luvin.
“Huh? Ok” Luvin memiringkan tubuhnya menghadap ke Dennis dan membelakangi Minho.
“Jigyo-ssi, lalu bagaimana denganku?” tanya Minho.
“Minho-ssi, masakan aku lebih berani darimu?” jawab Luvin.
Luvin yang sudah tidur nyenyak sesekali memegangi tangan Dennis, Dennis tersenyum kecil melihatnya, hal refleks yang dilakukan seseorang saat tidur? Atau memang?


***
Terik matahari sudah terasa menusuk-nusuk badan Minho, Minho segera bangun dan mencoba membangunkan Luvin sebelum mataharinya menyengat tubuh Luvin.
“Luvin?” desis Minho saat tidak melihat Luvin disampingnya.
Dennis juga ikut terbangun karena kegusaran Minho, saat dia membuka matanya, dia juga terkejut karena tidak lagi melihat Luvin.
“Jigyo-ssi” ucapnya lalu bangkit berdiri.
Dennis segera keluar kamar dan berteriak-teriak memanggil nama Luvin.
“JIGYO-SSI, JIGYO-SSI EODISSEOYO??”
Heechul, Siwon dan Jisun secara serempak keluar dari kamar mereka.
“Ada apa?” tanya Heechul.
“Kalian lihat Jigyo?” tanya Dennis.
“Jigyo? Bukankah tadi ida pergi bersamamu?” tanya Siwon.
“Mwo?”
“Tadi aku melihat Jigyo bersama seorang pria, karena gelap dan aku masih mengantuk, aku tak tau dia siapa, aku pikir kau” jelas Siwon.
“Siapa dia?” desis Minho.
Dennis langsung beralri keluar mencari Luvin.


***
“Katakanlah kau mencintaiku, dan menikahlah denganku, maka akau akan melepaskanmu. Ayolah! Sebelum matahari itu semakin membakar tubuhmu”
“Tidak mau” ujar Luvin yang sudah berkeringat bagai meleleh dan pucat itu, yang tangannya sedang diikat menggantung keatas.
Pergelangan tangan Luvin sudah meneteskan titik-titik darah karena rantai yang menggantung tangannya di sebuah atap terlalu kuat.
“Kalau aku tidak bisa memilikimu, orang lainpun begitu”
“Berontaklah terus, gerakan kakimu akan membuat ikatannya semakin kuat!”
Namun Luvin terus saja menggerakan kakinya yang tidak teralas apapun, dia tinggi melayang siatas dengan ikatan rantai.
Luvin semakin melemah, melemah dan melemah, terik sang matahari sudah mencapai maximal, jam sudah menunjukan jam 12 siang, sudah 7 jam lamanya dia tergantung diatas sana. Dia yakin dia akan mati, hanya menunggu beberapa saat lagi saja, dia memasrah.
“LUUUVVVIIIIINNNNNNN!!!” panggil seseorang dari bawah sana yang masih lumayan jauh, Luvin melihatnya dengan samar-samar, Minho?? Jangan panggil aku Luvin, nanti yang lain datang! Pikir Luvin.
“LLLLUUUUUVVVIIIINNNNNNNNN!!” orang itu berlari mendekat, Luvin memperhatikannya, wajahnya amsih samar-samar.
“Luvin~~” Pria itu menangis sambil menatap keatas, menatap Luvin yang sudah seperti meleleh, tetesan keringat dan darah merahnya berkumpul menjadi satu dilantai. “Luvin bertahanlah! Jebal” pria itu beranjak mencoba menutup ruangan itu agar tidak terkena matahari, namun..
“Leeteuk?” gumam Luvin, dia tidak melihat sosok itu dengan jelas “Dia bukan Minho” batin Luvin. “Leeteuk?” gumamnya kecil. pria itu mendengarnya walau panggilan Luvin sangatlah kecil.
“Aku pasti salah dengar” ucapnya dalam hati, lalu segera mengepakkan sayapnya dan menutup ruangan dengan sihirnya.
“LUVIN!!” Heechul memotong rantai dipergelangan Luvin dengan sihirnya, saat terlepas, Siwon berlari menangkap Luvin.
Heechul gemetar, begitu juga Siwon saat melihat pergelangan Luvin yang berdarah biru, namun meneteskan darah merah.
“Bagaimana bisa? Saat darahnya tidak ditubuhnya, darahnya menjadi merah” Jisun ikut shock.
“Luvin~~” ucap Dennis, pria yang sudah mengeluarkan sayapnya untuk terbang menutup ruangan itu.
Dengan pandangan yang masih tidak jelas, Luvin mencoba mengenali orang itu.
“Leeteuk?” desisnya.
“Mwo? Ulangi?” Dennis mendekat dan memegang tangan Luvin.
“Leeteuk? Kau Leeteuk?”
“Cheonsa?” Dennis terkejut.
Luvin mengingat samar-samar kenangannya bersama Leeteuk.

FLASHBACK
“Mengapa kau memanggilku Cheonsa? Namaku kan Angela Yoon Ji Yoo~”
“Karena kau adalah Malaikatku”
“Kalau begitu aku akan memanggilmu Leeteuk”
“Leeteuk? Wae?”
“Karena kau special untukku~”
END of FLASHBACK


“Jadi, kau? Ji?” Mata Heechul berkaca-kaca.
“Dia Dongsaeng kita?” tanya Siwon yang juga berkaca-kaca pada Heechul.
“Kita bawa ke istana, semoga Umma bisa menyembuhkannya” ujar Dennis.
Mereka semua terbang kelangit dengan sayapnya, meninggalkan Minho dan Kyuhyun yang sudah babak belur dipukuli Siwon.
Darah Luvin menetes kewajah Minho “Darah merah” desis Minho. Kemudian ia berjalan ketempat Luvin menetskan darahnya dirantai dan menyentuhnya. Merah. Minho merasakan darah itu dengan kedua jarinya. Biru?
“Jisun?” gumam Donghae yang ternyata juga ada diruangan itu.


***
“Bisakah Luvin masuk kedalam?” tanya Siwon.
“Tubuhnya sudah tercheap oleh Lucifer, bisakah?” timpal Heechul sambil menatap gerbang didepannya.
“Dia adalah anak asuhan kesayangan Bapa, seharusnya bisa” jawab Dennis, dan melangkahkan kakinya masuk kedalam.
“Leeteuk!! Mengapa kau membawa masuk Luvin?” sergap Jennifer yang melihat Dennis menggendong Luvin dengan sayap hitamnya.

***
(Harus sambil nyalain ‘Celine Dion – O Holly Night)
Jaejoong yang selalu mengurung dirinya, kini mulai beranjak dari tempatnya, merasa ada sesuatu yang memanggil hatinya didepan sana, dia berjalan keluar. Yunho yang melihat istrinya tumben keluar rumah pun mengikutinya.
Tiba-tiba suara malaikat penyanyi puji-pujian juga melantunkan lagunya, di malam yang bukan malam natal, sore menjelang malam pada tanggal 29 januari, mereka mengeluarkan suara emas dan menyanyikan lagu ‘O Holly Night’.
Jaejoong, Yunho, Jennifer, Dennis, Heechul, Siwon, Jisun dan yang lainnya kebingungan mengapa Malaikat puji-pujian yang dipimpin oleh Xiah Junsu, Kim Yesung, dan Kim Ryeowook mengiringkan lagu diatas sana, semua penghuni keluar karena Malaikat Puji-Pujian hanya bergema saat mereka merasakan something strong~
Semua penghuni terkejut melihat Dennis yang menggendong seorang Malaikat Hitam yang sedang sekarat, bagaimana bisa seseorang dengan cheap memasuki wilayah ini? Pikir mereka.
(merinding gw dngr lagu na)
Jaejoong menghampiri Luvin dengan tangisannya, dia merasa Luvin adalah anaknya, ikatan batin sang ibu dan anak memang kuat, lain halnya dengan Yunho, ayah Heechul, Siwon dan Luvin yang tidak ada reaksi apa-apa kecuali gemetaran.
Jaejoong menyentuh wajah Luvin, tetesan airmatanya jatuh ketubuh Luvin. Seketika itu juga sayap Luvin berubah menjadi putih, gaunnya berganti menjadi gaun putih indah, mahkota hitam dikepalanya berubah menjadi mahkota emas putih, Dennis terkejut melihat perubahan pada Luvin yang digendongnya itu.
“Angela~” gumam Jaejoong.
“Ji~” Heechul menangis. Begitupula halnya dengan Siwon.
Datang cahaya yang menerangi Luvin dan juga Dennis, suatu cahaya, yang kemudian memecahkan cheap Luvin di pergelangan tangannya, dan mengembalikan tangan Luvin yang terluka menjadi seperti semula.
“Angela~ anak Bapa Abraham, telah kembali” ucap Lazarus.
Luvin membuka matanya yang masih dihiasi berlingan putih itu secara perlahan, Jaejoong menangis sekencang-kencangnya. Yunho mendekat. Menyentuh pipi anaknya, putri semata wayangnya yang hilang diculik Lucifer.
“Angela~~” gumam Yunho.


***
Suara kicauan burung pagi ini membangunkan Dennis dari alam tidurnya, ia merasa kepalanya sedikit berat dibanding biasanya. Kemudian ia tersentak karena teringat akan sesuatu dan langsung berlari memanggil-manggil Ummanya.
“UMMA~~” Dennis berlari menuruni tangga.
“Ne, jagi? Ada apa?” tanya Jennifer.
“Umma~ dimana Luvin?” tanya Dennis dengan seriusnya.
“Luvin?” Jennifer tidak mengerti.
Tiba-tiba Heechul datang dan mengambil sarapan yang Jennifer buatkan untuk Dennis.
“YA! Heechul ah~ Jaejoong tidak membuat sarapan?” tanya Jennifer.
“Ani~ Umma sedang sibuk dengan anak kesayangannya~” jawab Heechul santai.
“Umma, jawab dulu, dimana Luvin??” rengek Dennis.
Heechul menginjak kaki Jennifer dengan kuat. *astaga,, ama ortu g gt,, ckck*
“Leeteuk-ssi. Kau ini seperti anak kecil saja” ujar Heechul sambil menatap Dennis dengan tajam.
“Ya! Aku bertanya pada Ummaku~”
“Kapan Luvin masuk kesini?” tanya Heechul dengan wajah SOK polosnya.
“Mwo? Lalu semalam? Saat Xiah mengiringi lagu O Holly Night?”
“What? You crazy? Memangnya kemarin malam natal? Aku yang atheis saja tau kemarin malam minggu” #abaikan
“Lalu?”
“Kau pasti bermimpi”
Dennis kecewa, ia menundukkan kepalanya namun..
“Aku yakin aku tidak mimpi!” ujarnya mantap.
“Kau gila? Xiah hanya mengiringi lagu itu dihari Natal saja, kau tau kan, Leeteuk-ssi?”
“Aku yakin...”
“Dewi BULAN!! LIHAT ANAK GILAMU INI!!” Heechul berteriak memotong pembicaraan Dennis.
“Heechul ah~ Lihat ini!” Dennis menunjukkan tangannya yang ada noda darah biru yang sudah mengering milik Luvin.
“Huh, Leeteuk ah~ kau bisa melukai hati adik tercintaku,memang Umma selalu memperhatikannya dan membuatku sedikit iri, tapi akupun sama dengan Ummaku, lebih memperhatikannya dari yang lain, jangan sakiti adikku, huhuu” Heechul berhiperbolaria dengan acting yang hiperbola pula.
“Jangan berlebihan!” Dennis menepuk kening Heechul seperti menepuk nyamuk.
“Aku sungguhan, adik manisku yang cantik itu bisa...”
“HEECHUL YA~” belum selesai Heechul berbicara, seoarang gadis dengan gaun putih mekar dan rambut yang panjang terurai menghampiri Heechul.
“Mwoyaaaaaaa??” rengek Heechul.
“Kau belum memakan sarapanmu, gila!”’ Gadis itu menjewer telinga Heechul.
“Mengapa kau memanggilku gila terus sih??” Heechul hanya ,mengikuti kemana tangan yang menjewernya itu bermain kekanan dan kekiri.
“Luvin?” ucap Dennis.
Gadis yang baru menyadari keberadaan Dennis disitu menatapnya dengan dalam, san melepaskan jewerannya di Heechul.
“LU~VIN??” Gadis itu menoleh kebelakangnya, dan mencoba mencari sosok Luvin yang disebut Dennis, teman kecilnya itu. “YA! Leeteuk-ssi, siapa Luvin?”
“Neo?”
“Sejak kapan namaku berubah menjadi Luvin?” Gadis itu mengangkat dagunya. “Oppa, apa selama aku belajar pada Bapa Abraham orang disini emngganti namaku?” tanya Gadis itu dengan polosnya.
“Ani~” jawab Heechul lagi-lagi dengan santai.
“Geunde, neon nuguya?” tanya Dennis dengan wajah polosnya, wajah gadis itu berubah mengusam.
“Angela Yoon. Yoon Ji Yoo. Anak Yoon Ho Jung” ucap Gadis itu lalu berlari keluar dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
“Apa kubilang!” Heechul memukul mejanya dan mengikuti adiknya itu.
“Angela?” desis Dennis. “Bukankah Angela dan Luvin orang yang sama? Yang kemarin itu mimpi? Lalu apa darah ini?”

***
Jisun yang diberi tugas menyebarkan salju di Amerika pun merasa kesepian karena Angela tidak bersamanya kali ini dalam menjalankan tugas.
“Huh, apa apaan~” Jisun mulai menyebarkan salju demi salju dari atas awan yang ia tumpangi.
“EH? Ini dimana? Bukan amerika!!!!” Jisun terkejut saat menyadari bahwa dia menaburkan salju di sebuah pulau kecil.
Jisun terbang kebawah dan cepat-cepat mencoba menghilangkan salju itu, karena seharusnya sekarang musim semi disana.


***
“Apa ini? Salju?? Bukankah sejak bulan lalu ini musim semi? Musim salju kan sudah berlalu” ujar seorang pria yang kejatuhan salju dikepalanya.
“Ups, mianhae” Jisun yang ceroboh, yang lupa menguibah pakaiannya namun menyapa manusia, adalah kesalahan bagus yang dilakukan *???*
“Jisun?”
“Kau tau namaku?” Jisun tersentak “Pasti dipelajaran mereka juga mempelajari tentang malaikat dan nama-namanya, hehe” batin Jisun.
“Tentu saja, kau sudah tidak menyamar menjadi manusia lagi?”
“Mwo? Apa maksudmu?”


***
Angela berlari kearah taman, lalu duduk disebuah kursi berwarna putih yang dihiasi beberapa bunga akar dipinggirnya.
“Angela~ sudahlah, dia baru bangun, mungkin saja habis bermimpi” Heechul mencoba menenangkan adik kesayangannya itu.
“Masakan mimpi bisa membuat lupa pada seseorang, Hyung?” ujar Siwon yang tiba-tiba datang dan membuat tangisan Angela semakin kencang.
“HUSH! NEO!” gertak Heechul.
Dari kejauhan terlihat Dennis yang sedangf berlari cepat kearah mereka, Heechuk dan Siwon segera pergi meninggalkan Angela yang masih menangis dan tidak mengetahui bahwa Dennis sedang menghampirinya.
“Cheonsa~” ucapnya lembut di dekat telinga indah Angela yang dihiasi kupu-kupu perak.
Angela menoleh sebentar lalu membuang wajahnya lagi.
“Cheonsaa~” Dennis memeluk Angela dari belakang dengan manja kekanan dan kekiri.
“...”
“Mau dengar apa yang aku tau?”
“...”
Walau Angela tidak menjawab, Dennis tetap menceritakan kejadian yang dia ketahui, dia juga menunjukan bekas darah biru ditangannya akibat menggendong Luvin kemarin.
“Mana yang kau pilih, aku atau Luvin itu?”

***
“Kau Yoon Ji Sun kan? Mana Park Jung Soo, Kim Hee Chul, Choi Si Won dan Luvin?
“Hah? Bagaimana kau tau mereka semua? Tapi, siapa Park Jung Soo dan Luvin? Mungkin bukumu ada yang salah”
“Kau ingat aku?” pria itu menyipitkan matanya.
“Siapa? Memang kita pernah bertemu?”
“Aku, Lee Dong Hae”
“Nama yang bagus, hehe, aku Yoon Ji Sun”
“Jisun ah~” keluh Donghae.
“Apa?”


***
“Mwo? Bukankah kalian sama?”
“Leeteuk ah~ itu hanya mimpimu saja, selama ini aku kan belajar dengan Bapa Abraham, bagaimana bisa Lucifer menculikku? Dan siapa itu Luvin? Kau pikir Lucifer akan berpikir untuk melahirkan anak? Kurasa tidak”
“Cheonsa ah~ terus terang aku tidak bisa memilih. Kalian orang yang sama untukku”
“Sama apanya? Sebelum kau mengetahui Luvin adalah aku dimimpimu itu, kau sudah suka padanya kan? Apa kau tidak memikirkanku?”
“Angela~”
“geo-jit-mal!”
“Sungguh~ kaulah yang utama~” Dennis memeluk erat tubuh Angela, walau sebenarnya dia juga masih bingung akan jawabannya, dia masih yakin Angela dan Luvin adalah satu.
Dari kejauhan, titik yang sangat jauh, tepatnya diluar gerbang. Seorang pria dengan sayap hitamnya memperhatikan gerak-gerik Angela dan Dennis.
“Apa yang dilakukan Yoon Ho Jung, malaikat memoriam kepada semua Malaikat termasuk Malaikat Hitam? Mengapa hanya aku dan Park Jung Soo itu saja yang tidak melupakan semuanya??”



END


Gantung y??
Hihi,,
Gk koq,,
Emng in ff yg bgtu,,
klO d bhs indo,,
nam na ap tmn2?,
lupa q,,

[Ff] Black Angel x White Angel part 2

#chapter2
“AWASS!!” teriak Luvin lalu melompat dari pohon dan mendorong tubuh Dennis saat ular besar yang mungkin adalah piton mencoba melilit tubuh Dennis.
“Aigoo~ mengapa aku bisa memegangnya?” tanya Luvin dalam hatinya.
“Siapa yang mendorongku?” Dennis berpura-pura melihat kesekeliling dan tidak mengetahui keberadaan Luvin.
“Syukurlah~” desah Luvin lega. “Ku kira kau dapat melihatku~” sambung Luvin lalu kembali naik ke atas pohon dalam sekali lompatan saja,


***
Dennis yang sedang berbaring terlentang dikamarnya terus terbayang wajah Luvin yang menolongnya, walau dia adalah Malaikat, namun saat menjadi manusia biasa dia bisa merasakan lilitan ular itu.
“Dia tidak begitu jahat seperti yang kupikirkan.Wajahnya tidak nampak bagai Malaikat Hitam yang lainnya, hiasan putih berling dimatanya sangat indah sekali, aku baru sadar” ujr Dennis.
“Tapi bagaimanapun, dia tetap Dark Angel” lanjut Dennis
“Matanya, bolamatanya, bibirnya, dan rambut indahnya” Dennis kembali terbuai. “LEETEUK!! Dia L-U-V-I-N, Luvin anak Lucifer!!”
“Aku jadi teringat Cheonsaku, kemana Lucifer membuangnya?!” Dennis berubah emosi, kemudian mengingat sejenak saat ia melihat Luvin tersenyum pada Eunhyuk di kampus. “Senyumannya, mirip dengan senyuman Cheonsaku”

FLASHBACK
“Cheonsa~”
“Ne~”
“Kalau sudah besar nanti, kau mau jadi istriku kan?”
“Mwo??”
“Ne, seperti Appa dan Ummaku, juga Appa dan Ummamu, nanti kita akan punya anak, terus hidup bahagia” ujar Dennis polos.
“Aku tidak mau ah~ lihat nanti aku akan menikah dengan siapa”
“Mengapa begitu? Memangnya kau punya teman pria lain?”
“Nanti kalau aku sudah besar, pasti temanku banyak”
“Lihat saja, kau pasti akan menikah denganku~”
Saat Dennis sedang bermain bersama Cheonsanya di taman bunga lilly putih, Ibunya datang dan menariknya menyaksikan sang Lucifel, sang Malaikat pemimpin pujian-pujian para Malaikat diusir dari kerajaan karena keangkuhannya saat diberi jabatan tinggi.
“Aku sudah bilang, kau tak mau mendengarku” Jennifer terisak saat Lucifel sedang berjalan keluar gerbang kerajaan.
“Pergilah minta maaf pada Bapa, Bapa maha pemaaf, ayolah Lucifel” pinta Jennifer sambil menarik lengan Lucifel dengan isakan tangisnya.
“Sudahlah Jennifer!! Aku sudah diusir, mau apa lagi?!” jawab Lucifel lalu terbang meninggalkan kerajaan surga.
Keesokan harinya, dihari ulang tahun Cheonsanya Dennis yang ke sembilan, Ia menghilang begitu saja, sampai akhirnya satu isi kerajaan mengira bahwa Lucifel atau yang sekarang disebut Lucifer lah yang membawanya kabur dari kerajaan untuk balas dendam karena dia di tendang keluar dari kerajaan.
END of FLASHBACK


****
Tidak terasa kelas kampus sudah berakhir, Luvin dengan jeans, sepatu dan t-shirt hitamnya mengikat rambutnya yang panjang tinggi keatas sebelum menyusun bukunya.
“Jigyo-ssi, bolehkah kami bermain kerumahmu?” tanya Changmin tiba-tiba.
“Boleh aku ikut?” timpal Kyuhyun dengan senyuman liciknya, karena dia tau, Luvin pastilah belum membuat rumah.
“Huh? Rumah?” Luvin tidak berkutik, “Rumahku masih berantakkan” elaknya.
“Tak apa, nanti kami bantu bersihkan” ujar Eunhyuk.
“Huh? E...” Luvin benar-benar mati kutu, dia butuh waktu untuk menyihir sebuah rumah, lagipula itu butuh tempat yang startegis.
“Jigyo ah~ ayo pulang” tiba-tiba Dennis lewat dengan santainya sambil memanggil Luvin.
“Huh?” ujar Luvin.
“Kau serumah dengannya?” Hankyung tersentak.
“Huh? E.. Ya”
“Jigyo, ppali~” teriak Dennis yang sudah agak jauh.
“Jungsoo-ssi” Luvin berlari menghampiri Dennis.
“Bawalah mereka” ujar Dennis santai dengan pandangannya yang masih lurus kedepan.
“Huh??” Luvin terkejut. Lalu memanggil Hankyung dan yang lainnya.

***
Mereka menuju rumah Dennis dengan mobil sport putih yang Dennis bawa.
“Putih? Putih? Putih?” desis Luvin saat memasuki halaman rumah Dennis yang besar dan serba putih itu, Dennis hanya tersenyum melihat Luvin.
“Jungsoo-ssi, apa kau menyukai warna putih?” Donghae kebingungab melihat rumah Dennis yang hampir semuanya berwarna putih,
“Ne~”
Sesampainya di dalam, mereka melempar badan masing-masing di sofa ruang tamu, terkecuali Dennis yang menyiapkan minuman, dan Luvin serta Kyuhyun yang masih berdiri di dekat sofa.
“Jigyo-ssi, bagaimana kau bisa serumah dengan Jungsoo -ssi?” Kyuhyun memancing-mancing situasi.
“Huh?” Luvin gugup. “Memangnya apa hubungannya denganmu?”
“Yasudah kalau tidak mau jawab~”
“Ne, Jigyo ah~ kami juga mau tau” timpal Eunhyuk.
“Huh? E..” Luvin mengotak-atik otaknya untuk mencari jawaban yang layak dengan pertanyaan Eunhyuk.
“Tolong jangan tanya tentang privacy kami” Dennis yang tiba-tiba datang membantu Luvin, dan merangkul pinggang Luvin.
“Oh~ Arasseo” Eunhyuk memalingkan pandangannya.
“E.. Aku.. Kedapur dulu ya~” ujar Luvin yang berusaha melepaskan rangkulan Dennis.
Kyuhyun yang melihat Luvin kedapur pun mengikutinya, Dennis hanya melihat kepergian mereka yang masih berdiri ditempat. Sedang yang lain asik dengan kesibukan mereka masing-masing, Changmin yang makan, Hankyung yang membaca, Eunhyuk dan Donghae yang menonton TV.
“Mengapa kau mengikutiku!” bentak Luvin pada Kyuhyun.
“Memangnya kenapa?” Kyuhyun mendekat kearah Luvin dengan senyuman khasnya.
“Cho Kyuhyun! Kau itu Iblis! Jangan berharap bisa berteman denganku!” Luvin mundur selangkah demi selangkah menghindari Kyuhyun yang semakin mendekatinya.
“Kita sama saja, apa bedanya? Bahkan Lucifer pun lebih jahat dari kami”
“KITA BERBEDA! Walau sama hitam, kita TETAP BERBEDA! Kau IB-LIS, aku MALAIKAT” Luvin menekankan ucapannya.
Dennis hanya menatap mereka dari kejauhan, Kyuhyun memelintir tangan kanan Luvin hingga Luvin kesakitan.
“Tidak berbeda, bahkan kau jauh lebih menjijikan dari kami! Lucifer dan servant-servantnya adalah makhluk yang paling dikecam dunia” jelas Kyuhyun lalu mencengkram kedua pipi Luvin dengan tangannya.
“Ah~~” Kyuhyun berteriak kesakitan saat Dennis memegang bahunya. “Siapa kau? Tenaga dalammu kuat sekali!”
“Apa maksudmu?” Dennis berpura-pura bodoh dengan pertanyaan Kyuhyun. “Mengapa kau melukainya?” Dennis menatap tajam mata Kyuhyun, mata yang tak sanggup ditatap Kyuhyun dengan lama.
“Jigyo ah~ gwenchanayo?” Dennis membantu Luvin berdiri dan membawanya ke ruang tamu kembali.
“Jigyo-ssi, gwenchanayo?” tanya Eunhyuk yang melihat Luvin dibopong oleh Dennis.
“Dia hanya terpeleset di toilet” jawab Dennis.
“Di toilet? Kau masuk kesana?” Hankyung tercengang mendengar penjelasan Dennis.
“Memangnya mengapa?” tanya Dennis tanpa dosa.
Eunhyuk menarik nafasnya dalam-dalam, “Baiklah, sebaiknya kami pulang saja. Kami tidak mau mengganggu kalian”
“Ne, sudah sore, kami pulang dulu ya” pamit Donghae dengan ramahnya.
“Bye bye Jigyo-ssi” ujar Changmin dan Hankyung bersamaan.
“NEO!” Dennis menunjuk Kyuhyun, “Pergilah!”
Semenit setelah kepergian Kyuhyun, Luvin juga berjalan keluar rumah Dennis, Dennis yang melihat itu dari kamarnya pun menghentikan niat Luvin.
“Jigyo-ssi, kau mau kemana?”
“Aku? Mau pulang”
“Pulang kemana?”
“Huh?”
“Sudahlah, aku tau kau belum punya tempat tinggal tetap”
“Geunde?”
“Disini saja, tidak baik wanita sepertimu berkeliaran dijalan” ujar Dennis lalu duduki disofa dan menyalakan TV.
“Apa salahnya dengan wanita sepertiku? Bahkan aku bisa menjaga diriku lebih baik darimu~” balas Luvin dengan PD nya.
“Mwo? Kau yakin?”
“Aish, siapa kemarin yang hampir mati terlilit ular, hah?” ejek Luvin dengan PD nya “Oopss” desisnya.
“Kau tau darimana?” Dennis menatap Luvin dengan pura-pura bodoh.
“Huh? E.. Aku.. hanya asal sebut, memangnya benar ya? Hayooo” Luvin menggoda Dennis dan sesekali mencoleknya.
“Tidak~ kau ini mengarang indah saja”
“Alah, benar kan? Haha!” Luvin duduk disamping Dennis.
“Jigyo ah~” ucap Dennis lembut.
“Yes?”
“Matamu, mengingatkanku dengan seseorang” ujar Dennis datar sambil sesekali melihat kearahnya.
“Huh? Apanya?” Luvin bingung.
“Ini” Dennis memegang hiasan putih berkilau disekeliling mata Luvin.
“Ini? Really? Itu permanen, sudah ada sejak lahir, aku tak tau bisa dihilangkan atau tidak” jelas Luvin.
Dennis mematung dan membisu.
“Jungsoo -ssi, waeyo?” tanya Luvin lalu mengganti-ganti channel TV-nya.
Dennis membuyarkan pikirannya, lalu menatap dalam orang yang duduk disampingnya.
“Cheonsa?” desisnya, Luvin yang mendengar desisan Dennis dengan segera menatap Dennis dengan raut wajahnya yang penuh pertanyaan.
“Kau bilang apa barusan?” tanya Luvin.
“Mwo? E.. aniya~ aku hanya mau bilang, kau cantik seperti Cheonsa”
“Ohh~ thanKYU”



***
Kampus diliburkan selama sehari, Dennis yang bangun lebih awal mengajak Luvin untuk Jogging saat jam menunjukkan pukul 6 pagi.
“Jogging?”
“Ne~”
“E... bagaimana ya”
“Kau ini memikirkan apa lagi? Kara~”
Dennis menarik tangan Luvin untuk Jogging, mereka berlari bersama mengitari komplex, Dennis yang melihat rambut Luvin terurai saat Jogging pun menghentikan Luvin dan mengikatkan rambut Luvin tinggi ke atas. Luvin jadi salah tingkah dibuatnya.
“thanKYU” ucap Luvin yang salah tingkah.
“Nanti rambutmu ikut kena keringat, kalau mau olahraga apapun, diikat dulu, ara?” jelas Dennis.
“Yes i see”
Tidak terasa komplex juga sudah ramai dipenuhi orang-orang yang jogging, beberapa pria terus menujukan pandangan matanya ke Luvin yang memang memakai tanktop dan short pant hitam saja.
“Kau ini” Dennis membuka jaketnya dan memakaikannya ke Luvin. “kalau soal celana tidak masalah, tapi kalau soal baju, jangan pakai yang begini di depan umum, kau bisa dilihati orang seperti tadi, dengan tidak sengaja kau membuat mereka berdosa jadi kaulah yang lebih berdosa lagi. Kau ini kan wanita, jagalah tubuhmu baik-baik, jangan sampai berpakaian minim dihadapan orang banyak. Araji?” Dennis menatap Luvin setelah selesai memakaikan jacket dan mengancingkannya setengah bagian.
Luvin menganga mendengar pencerahan berlebihan dari Dennis, Dennis memukul kepala Luvin pelan “You got it?”
“Yes i got it” Luvin memanyunkan bibir tipis berwarna merah muda miliknya.
Saat itu juga matahari mulai terbit dari ufuk timur, Luvin sudah mulai merasa seperti meleleh, namun dirinya menutupi hal itu, dia tetap jogging mengitari komplex bersama Dennis, sampai ia mulai tertatih-tatih akibat matahari yang semakin tinggi keatas langit dan menyengat tubuhnya.
Dennis yang melihat Luvin sudah tertatih pun membopongnya, “Jigyo ah~ gwenchana?”
“Jungsoo ah~ teduhkan aku~” ujar Luvin lemah.
Dennis bukannya mencari tempat berteduh malah menggendong Luvin kembali kerumahnya sambil berlari sekencang mungkin.
“Babo, bagaimana aku lupa kalau dia seorang Luvin. Luvin putri sang Lucifer. Luvin seorang Malaikat Hitam. Luvin yang tidak bisa tersengat sinar matahari. Babo!” keluh Dennis dalam hatinya sambil terus berlari, sesekali dia melihat ke wajah Luvin yang sudah pucat pasih.
Dennis langsung mendobrak pintu rumahnya karena tidak ada banyak waktu lagi untuk membukanya dengan kunci, kemudian membaringkan Luvin disofa.
“Tunggu, aku ambilkan minum dulu” Dennis berlari kedapur dan mengambilkan air mineral dingin untuk Luvin.
“Luvin, minumlah” Dennis membantu Luvin dengan memegangi gelasnya untuk diteguk Luvin.
“Kalau kau begini, bagaimana memulihkannya?” tanya Dennis cemas.
“Aku tak tahu, aku tak pernah begini sebelumnya” jawab Luvin yang melemah.
“Ottokhae~~” desah Dennis.
“Jungsoo ah~ panas” desah Luvin.
Dennis memandang Luvin dengan iba, ia tak tau harus berbuat apa, apalagi ini adalah yang pertama kalinya Luvin tersengat sinar matahari. Dennispun membuka jacket yang dikenakan Luvin untuk mengurangi rasa kepanasannya, lalu menggendong Luvin menuju kolam renang, dan menjeburkan Luvin kedalam namun masih memegangi Luvin agar tidak tenggelam, layaknya sang Ibu memandikan anaknya *alah*
“Sudah membaik?” tanya Dennis.
“Sudah tidak panas” jawab Luvin yang masih lemah, Dennis mengangkatnya keluar dari kolam dan membawa Luvin kekamarnya *kamarnya, kamar Luvin*
Setelah mengeringkan tubuh Luvin dengan mengelapnya menggunakan handuk, Dennis menyuruh Luvin untuk mengganti bajunya yang basah dengan yang kering, agar tidak amsuk angin. *???*
“Gantilah bajumu, kau bisa sakit” ucap Dennis.
“Nanti saja” tolak Luvin karena tubuhnya masih lemah dan tidak sanggup untuk mengganti bajunya. Dennis pun mencoba menggantikan baju Luvin, namun Luvin mencegahnya.
“Kau bisa sakit!” keluh Dennis.
“Tidak akan, tenanglah~”
“Tidak bisa!” bantah Dennis.

TBC

[FF] Black Angel x White angel part 1

Tidak semua Malaikat itu baik layaknya Malaikat yang sering didengar manusia. Ada Malaikat yang baik, atau yang disebut dengan Malaikat Putih, dan juga ada yang beraliran jahat, seperti Malaikat Hitam, yang dipimpin oleh Lucifer.
Lucifer mempunyai anak perempuan yang bernama Angela, nama yang diberikan oleh Ayahnya, namun Lucifer tetap tidak merestui nama itu dan menggantinya dengan Luvin.
Luvin, Malaikat Hitam yang manis tidak seperti yang lainnya, Luvin berbeda dengan Malaikat Hitam lainnya, karena hanya dia yang tidak memakai jubah hitam bagaikan malaikat pencabut nyawa, dia hanya memakai gaun panjang hitam dengan kerah berwarna putih dan matanya tidak terpoles tinta hitam layaknya Ibunya, kelopak mata atas dan bawahnya dihiasi polesan putih dengan manik-manik yang mengkilap.
Disisi lain, Malaikat Putih, yang dipimpin oleh Jennifer, Jennifer mempunyai anak lelaki yang bernama Leeteuk yang juga kerap dipanggil Dennis karena ada sesuatu hal yang buruk diingatannya. Leeteuk atau Dennis juga berbeda dari yang lainnya, rambutnya yang hitam sedikit dipiranginya *jah*
“Luvin~” panggil Lucifer.
“Ne, Mommy?” sahut Luvin.
“Pergilah dan turunlah kebumi, taklukan pria sebanyak-banyaknya, jadikan manusia menjadi hamba-hamba baru kita” perintah Lucifer.
“What? Me?”
“Lalu siapa lagi maksudmu? Dengan wajahmu ini, aku yakian akan banyak yang akan takluk padamu”
“Kapan aku harus pulang?”
“Pulanglah saat kau sudah merasa cukup banyak manusia yang kau manfaatkan~”
“Ok, aku pergi”
Luvin terbang dan turun kebumi dengan sayap hitamnya, tapi bumi ini begitu luas, kemana gerangan dia akan mendarat? Diapun mendarat di pulau kecil di dekat samudera luas, yang bernama Korea.
“Beginikah bumi?” Luvin berjalan melewati pohon-pohon rindang yang menyejukkan dirinya.
“Au, panas~” ucapnya saat tubuhnya tersengat sinar matahari, benar saja, Malaikat Hitam tidak bisa terkena sinar matahari.
“Bagaimana aku berjalan kesana kalau mataharinya begitu?” ujar Luvin sambil menatap jalanan yang terang akibat sinar matahri yang menyengat.
Luvin pun mengubah pakaiannya menjadi dress berwarna hitam diatas lutut, lalu menggunakan payung yang dibuat dengan sihirnya sendiri, untung saja payungnya berwarna biru gelap, kalau hitam juga, gw yakin dia mau ngelayat *plak*
Luvin memasuki sebuah Universitas Tinggi di Seoul, ibukota Korea Selatan *readers: tau gw jg,,* Untungnya Luvin tidak ke Korut, kalo gak pasti udah ikut merangin Korsel deh *apaan sih ny author*
“Excuse me sir, kalau saya mau daftar masuk Universitas disini, saya harus kemana ya?” tanya Luvin pada seorang Security.
“Mianhae nona, sekarang Universitas ini tidak menerima murid baru~” jelas sang Satpam.
“Really? Siapa yang harus saya temui?”
“Pak Rektor, beliau ada didalam”
“ThanKYU”
Luvin masuk kedalam masih dengan payungnya dan menuju ruang Rektor yang dimaksud.

***
Jennifer mendengar berita bahwa Lucifer menyuruh anak perempuannya yang cantik menaklukan kaum manusia untuk dijadikan hamba-hamba mereka, dia tidak tinggal diam, dia pun memanggil anaknya yang tampan untuk menemuinya.
“Dennis” panggil Jennifer.
“Ne, Umma?”
“Turunlah kebumi, ikutilah Malaikat Hitam yang bernama Luvin, awasi dia baik-baik, jangan sampai niat buruknya terwujud”
“Luvin?”
“Ne~”
“Arasseo” Dennis juga ikut terbang turun kebumi, dia mencari-cari sosok yang bernama Luvin itu dari sudut satu kesudut lainnya.
Setibanya dibumi, Dennis menyamar menjadi manusia biasa, dia berjalan dibawah teriknya sinar matahari, dengan celana jeans, baju putih dan jacket hitam kesayangannya dia berjalan menuju tempat dimana Luvin berada, dimana dia melihat seoarang yeoja berpakaian hitam, bersepatu hitam, rambunya yang sangat hitam berkilau dan panjang.
“Benarkah dia Luvin?” Dennis sempat ragu, namun akhirnya dia yakin karena melihat Luvin melihat cheap yang digunakan Luvin di atas telapak tangannya, tepatnya dibagian urat nadi aorta berada.
Dennis juga ikut masuk kedalam Universitas itu secara diam-diam dan mengawasi gerak-gerik Luvin.

***
“Wuih, cute sekali ya~” puji seorang siswa yang bernama Changmin pada teman-temannya.
“Putih sekali dia itu~” sahut temannya yang bernama Donghae.
“Aigoo~ bagai Malaikat turun dari langit” sambung Hankyung dengan bahasa Koreanya yang gelagapan *d tmpkin geng’s world*
“Mau kemana, chingu?” tanya seseorang yang bernama Eunhyuk kepada Luvin.
“E.. aku mau ketempat Rektor, bisa mengantarku?” jawab Luvin dengan senyuman mautnya.
“Tentu, kemana? Ke ruang Rektor kan??” Changmin maju ke yang terdepan dihadapan Luvin.
“Yeah~ thanKYU~”
Hankyung, Donghae, Changmin dan Eunhyukpun mengantar Luvin ke ruang Rektor, dijalan mereka terus senyum-senyum tidak jelas dan memandangi Luvin terus menerus, hingga sampai di depan pintu pak Rektor..
“Ini dia ruangannya, perlu kami antar ke dalam?” tawar Eunhyuk.
“No need, ok you can go right now, once again thanKYU okay” ujar Luvin.
“Your welcome~ do you from England?” tanya Eunhyuk *yee,, asli na sich gk bs ngmng inggrs ny si unyuk*
“Huh? Oh.. yeah~” jawab Luvin yang sedikit gugup. “Aku mau masuk, sampai jumpa” Luvin pun masuk kedalam ruang Rektor. Eunhyuk, Changmin, Hankyung, dan Donghae jugapun pergi dari tempat itu.
“Dia manis sekali ya” Hankyung membuka pembicaraan saat mereka berjalan menuju kelas.
“Ya, menarik sekali.” Tambah Changmin.
“Tapi, apa kalian tidak berpikir bahwa pakaiannya terlalu aneh hanya untuk mendaftar?” timpal Eunhyuk.
“Ne, aku juga merasa begitu” sambung Donghae.
“Namanya saja pindahan dari England, mungkin disana memang budayanya begitu” bela Changmin.


***
“Mianhae nona, tapi kami benar-benar belum membuka penerimaan mahasiswa baru” jelas sang Rektor.
“Kau yakin?” Luvin menatap mata Rektor dengan tajam, entah apa yang terjadi sang Rektor langsung saja menurut apa yang Luvin inginkan, dan mulai besokpun Luvin sudah boleh masuk ke Inha sebagai mahasiswi baru.
Luvin keluar dari ruang Rektor, dan berjalan menuju gerbang Inha, disana ia melihat seorang pria yang terus menatapnya, bukan tatapan kagum atas kecantikan Luvin, tapi sebuah tatapan yang tidak dimengerti oleh Luvin, tatapan misterius yang membuatnya penasaran, Luvinpun memutuskan untuk menghampiri pria tersebut.
“Apa permasalahanmu denganku?” tanya Luvin yang masih mengenakan payungnya itu.
“Tidak ada” jawab pria itu datar.
“Then why you keep looking at me from here?”
“Tidak salah lagi, kau Luvin” ujar pria itu dalam benaknya, yang tak lain adalah Dennis sendiri. “You dressed up just like a devil” jawab Dennis.
Luvin menyipitkan matanya. “Jangan samakan aku dengan iblis!” ujar Luvin lalu berbalik arah dan berjalan meninggalkan Dennis.
Luvin kembali dengan gaun dan sayap hitamnya, mengamati setiap gerik yang terjadi di Universitas Inha, dan cara wanita bumi berpakaian yang cocok untuk ke kampus. Sedang dari kejauhan, Dennis terus mengawasinya dari atas loteng tinggi gedung Inha.
“Untuk apa utusan Lucifer datang kemari” kata seorang pria yang mengagetkan Luvin.
“Bagaimana bisa dia melihatku?” tanya Luvin dalam hatinya.
“Wow! Luvin rupanya?”
“Siapa kau?” tanya Luvin dengan wajah sinisnya.
“Aku? Cho Kyuhyun, pemimpin Iblis-iblis di Korea ini *d bkr sparkyu*
“Oh~” Luvin ber-oh ria lalu terbang meninggalkan Evil yang bernama Kyuhyun itu.
Kyuhyun yang memperhatikan Luvin terbang, tidak sengaja melihat Dennis dengan sayap putihnya diatas gedung utama Inha yang juga sedang mengamati kepergian Luvin. “Siapa dia?”


***
Hari ini, hari pertama dimana Luvin menjadi mahasiswi di Universitas Inha, sesuai yang diamatinya kemarin, dia memakai rok mini berwarna hitam dan baju panjang yng juga berwarna hitam yang bergambarkan seorang malaikat dengan sayap hitamnya.
Luvin menginjakkan sepatu High Hills hitamnya di Inha, sesekali mengibaskan rambutnya yang terurai panjang itu, seluruh penghuni Inha memandang kearahnya.
“Hi~ kau sudah masuk rupanya” Eunhyuk yang juga baru datangpun menhmapiri Luvin, Luvin hanya membalasnya dengan senyuman.
“Ommona~” Eunhyuk tersepona melihat senyuman manis Luvin.
“Ada apa?”
“Tidak ada apa-apa, oh ya, namamu siapa?” tanya Eunhyuk.
“Yoon Ji... Luvin memikirkan satu kata namanya yang terakhir, kemudian ia melihat sebuah plang bertuliskan ‘Aegyo’ dan mendapatkan ide darisana. “Gyo..” sambung Luv
“Jigyo?”
“Yes~”
“Namaku Lee Hyuk Jae, panggil saja aku Eunhyuk . Bailah aku duluan ya~” Eunhyuk pergi menuju kelasnya.
“Hadu, kelasku dimana ya?” keluh Luvin saat Eunhyuk sudah pergi meninggalkannya. “Aku ini masuk kelas yang mana?”

***
“Kudengar, hari ini gadis kemarin sduah masuk ya?” Changmin yang baru datang memulai perbincanganmya dengan bertanya kepada teman-temannya yang sedang asik mengobrol.
“Ne~” jawab Donghae.
“Oh ya, Eunhyuk ah~ tadi pagi kau bicara apa saja dengannya?” tanya Hankyung.
“Kami hanya berkenalan”
“Jinjja? Siapa namanya?” Changmin tertarik dengan topik perbincangan yang dimulainya.
“Yoon Ji Yoo” jawab Eunhyuk santai.
“Nama yang bagus” puji Hankyung dengan senyuman kagumnya.
Perbincangan mereka diakhiri dengan kedatangan Dosen, mereka kembali ke tempat duduk masing-masing.
“Hari ini kita kedatangan dua murid baru, bersikaplah baik dengan mereka.” Terang sang Dosen. “masuklah~” panggil Dosen, kedua orang yang dimaksud pun masuk kedalam kelas.
“Annyeong Haseyo, joneun Yoon Ji Yoo imnida, bangapseumnida!” Luvin membungkukan badannya sesuai kebiasaan orang Korea.
“Annyeong Haseyo, joneun Cho Kyu Hyun imnida, bangapseumnida!” Disusul oleh Kyuhyun yang juga baru masuk sebagai mahasiswa.
“Silahkan duduk” ujar si Dosen, Luvin pun mengambil posisi dibelakang Kyuhyun, karena dia berpikir kalau Kyuhyun yang dibelakang, pastilah Luvin terus diganggunya.
Ditengah-tengah pelajaran, Rektor masuk membawa satu makhluk lagi lalu berbisik-bisik dengan si Dosen, pria itu memandang kearah Luvin, Luvinpun memandang kembali pria itu dengan tatapan jahatnya.
“Kita kedatangan murid baru lagi, perkenalkan dirimu nak” lanjut sang Dosen.
“Annyeong Haseyo, naneun Park Jung Soo imnida, jeongmal bangapseumnida chingudeul” Dennis membungkukan badannya, lalu masih menatap kearah Luvin.
“Duduklah dibelakang Jigyo” perintah si Dosen sambil menunjuk kearah belakang Luvin.

***
Kelaspun selesai, Kyuhyunberbalik menghadap Luvin yuang sedang membereskan bukunya, lalu tersenyum ala Evilnya.
“Apa? Mengapa kau disini?” tanya Luvin tanpa memandang kearah Kyuhyun dan masih tetap merapikan bukunya ke dalam tasnya.
“Terserah aku bukan mau sekolah dimana?” jawab kyuhyun masih dengan senyuman iblisnya.
“Sekolah katamu? Orang sepertim..” Kyuhyun membungkam mulut Luvin dengan tangannya.
“Kita sama saja...” Ujar Kyuhyun “Luvin” bisik Kyuhyun ditelinga Luvin, seketika itu juga Luvin langsung mendorongnya hingga Kyuhyun terpental jatuh dan menabrak tembok, jarak yang cukup jauh.
Eunhyuk, Changmin, Hankyung dan Donghae terkejut melihatLuvin yang sanggup mendorong Kyuhyun sampai sejauh itu, sedangkan Dennis, dia malah memikirkan, siapa Kyuhyun itu?
Luvin mengambil tasnya dan berjalan keluar, “Jangan samakan aku, denganmu” ujarnya, lalu dengan sihirnya, tangan Luvin merubah sepatu Kyuhyun menjadi sepatu roda.
“Jigyo-ssi~” panggil Eunhyuk lalu mengejar Luvinm disusul dengan temannya yang lain.
“Wah, pakai sepatu roda rupanya, pantas saja~ haha” ujar Changmin yang melihat sepatu yang dikenakan Kyuhyun.
“Kau, jangan kasar begitu pada perempuan~ ara?” ceramah Eunhyuk pada Kyuhyun, lalu merekapun meninggalkan Kyuhyun dan Dennis berdua dalam kelas.
Dennis menatap mata Kyuhyun tajam, begitupula sebaliknya, Dennis berjalan mendekati Kyuhyun, Kyuhyun yang tak sanggup menatap mata Dennis dengan lama-lama pun mengedipkan matanya berkali-kali.
“Gwenchanayo? Aku tau itu sakit sekali” Dennis menarik tangan Kyuhyun dan membantunya berdiri.
“Ne~ gomawoyo”
“Cheonmaneyo”


***
“Jigyo-ssi~” panngil Changmin yang sedang berlari mengejarnya bersama Eunhyuk dan yang lainnya.
Luvin menghentikan langkahannya dan menegok ke sumber suara.
“Jigyo-ssi, apa kau sudah mengenal Kyuhyun sebelum masuk kampus?” tanya Donghae.
“Ne~ kurasa dia kesini mengikutiku”
“Apa kalian bermusuhan?” tambah Hankyung.
“Kurasa begitu” jawab Luvin datar.
“Apa kau pernah menolak cintanya?” tanya Changmin asal.
“Huh? Never~ sudah ya, aku pulang dulu”
Luvinpun beranjak pergi meninggalkan mereka, hatinya masih kesal atas perbuatan Kyuhyun hari ini. Ia berjalan dengan ritme yang lumayan cepat sambil mengerucutkan bibir tipis pink-nya. Seketika itu juga langit mulai gelap, Luvin meyakini kalau Lucifer, Ibunya turun dari castil di langit.
“Luvin~”
“Yes?”
“Ada apa denganmu? Terlihat kesal sekali~”
“Mommy, apa kau tahu Cho Kyuhyun?”
“Yes i know, why?”
“HE BURN ME UP!”
“Haha, kalau bisa ajaklah dia bergabung dengan kita~”
“Huh?”
“Ya, ajak dia. Dia cukup bagus untuk menjadi ‘the servant of Lucifer’ haha”
“HUH? NO WAY!”
Luvin langsung meninggalkan Lucifer dan menuju rumahnya. Tunggu dulu! rumah? Dia belum punya rumah, dia selalu kembali menjadi Luvin dimalam hari dan bertengger diatas pohon tinggi ditempat pertama kali dia menginjakkan kakinya, itulah rumah baginya.
“Kau juga sekolah disini rupanya?” tanya Dennis ditengah perjalannan Luvin.
“Kau? Sedang apa disini?” tanya Luvin sinis.
“benar-benar anak Lucifer~” pikir Dennis dalam hatinya.
“Minggir! Aku mau lewat!” jelas Luvin.
“Lewat saja, jalankan masih lebar!” jawab Dennis tak kalah sinis.
“Dasar orang aneh!” Luvin pergi melewati jalan lain untuk menghindari Dennis.
“Dasar Malaikat Hitam~” desis Dennis.

***
Dennis yang masih menyamar menjadi manusia biasa, dia berjalan disekitar pohon-pohon tinggi yang rindang yang membuatnya kesulitan melihat jalan keluar, diapun berhenti dan menyandarkan diri dibawah pohon yang Luvin tinggali, dia duduk disana dan berpura-pura tidak mengetahui keberadaan Luvin yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata manusia biasa.
“Dia ini sedang apa malam-malam disini” desis Luvin.
“Aigoo~ aku tersesat” keluh Dennis.
“Ohh~ dia tersesat, rasakan! Tapi malam-malam begini apa tak bahaya dia disini?” lanjut Luvin.
“Malam-malam begini apa tak apa disini ya?” keluh Dennis lagi.
“Jjiah~ ckckckckck” Luvin menggeleng-gelengkan kepalanya.
All of sudden..
“AWASS!!” teriak Luvin
TBC