TVXQ Super Junior SHINee Girls Generation F(x)

TVXQ Super Junior SHINee Girls Generation F(x)
God of the East

Jumat, 11 Maret 2011

[Ff] Black Angel x White Angel part 2

#chapter2
“AWASS!!” teriak Luvin lalu melompat dari pohon dan mendorong tubuh Dennis saat ular besar yang mungkin adalah piton mencoba melilit tubuh Dennis.
“Aigoo~ mengapa aku bisa memegangnya?” tanya Luvin dalam hatinya.
“Siapa yang mendorongku?” Dennis berpura-pura melihat kesekeliling dan tidak mengetahui keberadaan Luvin.
“Syukurlah~” desah Luvin lega. “Ku kira kau dapat melihatku~” sambung Luvin lalu kembali naik ke atas pohon dalam sekali lompatan saja,


***
Dennis yang sedang berbaring terlentang dikamarnya terus terbayang wajah Luvin yang menolongnya, walau dia adalah Malaikat, namun saat menjadi manusia biasa dia bisa merasakan lilitan ular itu.
“Dia tidak begitu jahat seperti yang kupikirkan.Wajahnya tidak nampak bagai Malaikat Hitam yang lainnya, hiasan putih berling dimatanya sangat indah sekali, aku baru sadar” ujr Dennis.
“Tapi bagaimanapun, dia tetap Dark Angel” lanjut Dennis
“Matanya, bolamatanya, bibirnya, dan rambut indahnya” Dennis kembali terbuai. “LEETEUK!! Dia L-U-V-I-N, Luvin anak Lucifer!!”
“Aku jadi teringat Cheonsaku, kemana Lucifer membuangnya?!” Dennis berubah emosi, kemudian mengingat sejenak saat ia melihat Luvin tersenyum pada Eunhyuk di kampus. “Senyumannya, mirip dengan senyuman Cheonsaku”

FLASHBACK
“Cheonsa~”
“Ne~”
“Kalau sudah besar nanti, kau mau jadi istriku kan?”
“Mwo??”
“Ne, seperti Appa dan Ummaku, juga Appa dan Ummamu, nanti kita akan punya anak, terus hidup bahagia” ujar Dennis polos.
“Aku tidak mau ah~ lihat nanti aku akan menikah dengan siapa”
“Mengapa begitu? Memangnya kau punya teman pria lain?”
“Nanti kalau aku sudah besar, pasti temanku banyak”
“Lihat saja, kau pasti akan menikah denganku~”
Saat Dennis sedang bermain bersama Cheonsanya di taman bunga lilly putih, Ibunya datang dan menariknya menyaksikan sang Lucifel, sang Malaikat pemimpin pujian-pujian para Malaikat diusir dari kerajaan karena keangkuhannya saat diberi jabatan tinggi.
“Aku sudah bilang, kau tak mau mendengarku” Jennifer terisak saat Lucifel sedang berjalan keluar gerbang kerajaan.
“Pergilah minta maaf pada Bapa, Bapa maha pemaaf, ayolah Lucifel” pinta Jennifer sambil menarik lengan Lucifel dengan isakan tangisnya.
“Sudahlah Jennifer!! Aku sudah diusir, mau apa lagi?!” jawab Lucifel lalu terbang meninggalkan kerajaan surga.
Keesokan harinya, dihari ulang tahun Cheonsanya Dennis yang ke sembilan, Ia menghilang begitu saja, sampai akhirnya satu isi kerajaan mengira bahwa Lucifel atau yang sekarang disebut Lucifer lah yang membawanya kabur dari kerajaan untuk balas dendam karena dia di tendang keluar dari kerajaan.
END of FLASHBACK


****
Tidak terasa kelas kampus sudah berakhir, Luvin dengan jeans, sepatu dan t-shirt hitamnya mengikat rambutnya yang panjang tinggi keatas sebelum menyusun bukunya.
“Jigyo-ssi, bolehkah kami bermain kerumahmu?” tanya Changmin tiba-tiba.
“Boleh aku ikut?” timpal Kyuhyun dengan senyuman liciknya, karena dia tau, Luvin pastilah belum membuat rumah.
“Huh? Rumah?” Luvin tidak berkutik, “Rumahku masih berantakkan” elaknya.
“Tak apa, nanti kami bantu bersihkan” ujar Eunhyuk.
“Huh? E...” Luvin benar-benar mati kutu, dia butuh waktu untuk menyihir sebuah rumah, lagipula itu butuh tempat yang startegis.
“Jigyo ah~ ayo pulang” tiba-tiba Dennis lewat dengan santainya sambil memanggil Luvin.
“Huh?” ujar Luvin.
“Kau serumah dengannya?” Hankyung tersentak.
“Huh? E.. Ya”
“Jigyo, ppali~” teriak Dennis yang sudah agak jauh.
“Jungsoo-ssi” Luvin berlari menghampiri Dennis.
“Bawalah mereka” ujar Dennis santai dengan pandangannya yang masih lurus kedepan.
“Huh??” Luvin terkejut. Lalu memanggil Hankyung dan yang lainnya.

***
Mereka menuju rumah Dennis dengan mobil sport putih yang Dennis bawa.
“Putih? Putih? Putih?” desis Luvin saat memasuki halaman rumah Dennis yang besar dan serba putih itu, Dennis hanya tersenyum melihat Luvin.
“Jungsoo-ssi, apa kau menyukai warna putih?” Donghae kebingungab melihat rumah Dennis yang hampir semuanya berwarna putih,
“Ne~”
Sesampainya di dalam, mereka melempar badan masing-masing di sofa ruang tamu, terkecuali Dennis yang menyiapkan minuman, dan Luvin serta Kyuhyun yang masih berdiri di dekat sofa.
“Jigyo-ssi, bagaimana kau bisa serumah dengan Jungsoo -ssi?” Kyuhyun memancing-mancing situasi.
“Huh?” Luvin gugup. “Memangnya apa hubungannya denganmu?”
“Yasudah kalau tidak mau jawab~”
“Ne, Jigyo ah~ kami juga mau tau” timpal Eunhyuk.
“Huh? E..” Luvin mengotak-atik otaknya untuk mencari jawaban yang layak dengan pertanyaan Eunhyuk.
“Tolong jangan tanya tentang privacy kami” Dennis yang tiba-tiba datang membantu Luvin, dan merangkul pinggang Luvin.
“Oh~ Arasseo” Eunhyuk memalingkan pandangannya.
“E.. Aku.. Kedapur dulu ya~” ujar Luvin yang berusaha melepaskan rangkulan Dennis.
Kyuhyun yang melihat Luvin kedapur pun mengikutinya, Dennis hanya melihat kepergian mereka yang masih berdiri ditempat. Sedang yang lain asik dengan kesibukan mereka masing-masing, Changmin yang makan, Hankyung yang membaca, Eunhyuk dan Donghae yang menonton TV.
“Mengapa kau mengikutiku!” bentak Luvin pada Kyuhyun.
“Memangnya kenapa?” Kyuhyun mendekat kearah Luvin dengan senyuman khasnya.
“Cho Kyuhyun! Kau itu Iblis! Jangan berharap bisa berteman denganku!” Luvin mundur selangkah demi selangkah menghindari Kyuhyun yang semakin mendekatinya.
“Kita sama saja, apa bedanya? Bahkan Lucifer pun lebih jahat dari kami”
“KITA BERBEDA! Walau sama hitam, kita TETAP BERBEDA! Kau IB-LIS, aku MALAIKAT” Luvin menekankan ucapannya.
Dennis hanya menatap mereka dari kejauhan, Kyuhyun memelintir tangan kanan Luvin hingga Luvin kesakitan.
“Tidak berbeda, bahkan kau jauh lebih menjijikan dari kami! Lucifer dan servant-servantnya adalah makhluk yang paling dikecam dunia” jelas Kyuhyun lalu mencengkram kedua pipi Luvin dengan tangannya.
“Ah~~” Kyuhyun berteriak kesakitan saat Dennis memegang bahunya. “Siapa kau? Tenaga dalammu kuat sekali!”
“Apa maksudmu?” Dennis berpura-pura bodoh dengan pertanyaan Kyuhyun. “Mengapa kau melukainya?” Dennis menatap tajam mata Kyuhyun, mata yang tak sanggup ditatap Kyuhyun dengan lama.
“Jigyo ah~ gwenchanayo?” Dennis membantu Luvin berdiri dan membawanya ke ruang tamu kembali.
“Jigyo-ssi, gwenchanayo?” tanya Eunhyuk yang melihat Luvin dibopong oleh Dennis.
“Dia hanya terpeleset di toilet” jawab Dennis.
“Di toilet? Kau masuk kesana?” Hankyung tercengang mendengar penjelasan Dennis.
“Memangnya mengapa?” tanya Dennis tanpa dosa.
Eunhyuk menarik nafasnya dalam-dalam, “Baiklah, sebaiknya kami pulang saja. Kami tidak mau mengganggu kalian”
“Ne, sudah sore, kami pulang dulu ya” pamit Donghae dengan ramahnya.
“Bye bye Jigyo-ssi” ujar Changmin dan Hankyung bersamaan.
“NEO!” Dennis menunjuk Kyuhyun, “Pergilah!”
Semenit setelah kepergian Kyuhyun, Luvin juga berjalan keluar rumah Dennis, Dennis yang melihat itu dari kamarnya pun menghentikan niat Luvin.
“Jigyo-ssi, kau mau kemana?”
“Aku? Mau pulang”
“Pulang kemana?”
“Huh?”
“Sudahlah, aku tau kau belum punya tempat tinggal tetap”
“Geunde?”
“Disini saja, tidak baik wanita sepertimu berkeliaran dijalan” ujar Dennis lalu duduki disofa dan menyalakan TV.
“Apa salahnya dengan wanita sepertiku? Bahkan aku bisa menjaga diriku lebih baik darimu~” balas Luvin dengan PD nya.
“Mwo? Kau yakin?”
“Aish, siapa kemarin yang hampir mati terlilit ular, hah?” ejek Luvin dengan PD nya “Oopss” desisnya.
“Kau tau darimana?” Dennis menatap Luvin dengan pura-pura bodoh.
“Huh? E.. Aku.. hanya asal sebut, memangnya benar ya? Hayooo” Luvin menggoda Dennis dan sesekali mencoleknya.
“Tidak~ kau ini mengarang indah saja”
“Alah, benar kan? Haha!” Luvin duduk disamping Dennis.
“Jigyo ah~” ucap Dennis lembut.
“Yes?”
“Matamu, mengingatkanku dengan seseorang” ujar Dennis datar sambil sesekali melihat kearahnya.
“Huh? Apanya?” Luvin bingung.
“Ini” Dennis memegang hiasan putih berkilau disekeliling mata Luvin.
“Ini? Really? Itu permanen, sudah ada sejak lahir, aku tak tau bisa dihilangkan atau tidak” jelas Luvin.
Dennis mematung dan membisu.
“Jungsoo -ssi, waeyo?” tanya Luvin lalu mengganti-ganti channel TV-nya.
Dennis membuyarkan pikirannya, lalu menatap dalam orang yang duduk disampingnya.
“Cheonsa?” desisnya, Luvin yang mendengar desisan Dennis dengan segera menatap Dennis dengan raut wajahnya yang penuh pertanyaan.
“Kau bilang apa barusan?” tanya Luvin.
“Mwo? E.. aniya~ aku hanya mau bilang, kau cantik seperti Cheonsa”
“Ohh~ thanKYU”



***
Kampus diliburkan selama sehari, Dennis yang bangun lebih awal mengajak Luvin untuk Jogging saat jam menunjukkan pukul 6 pagi.
“Jogging?”
“Ne~”
“E... bagaimana ya”
“Kau ini memikirkan apa lagi? Kara~”
Dennis menarik tangan Luvin untuk Jogging, mereka berlari bersama mengitari komplex, Dennis yang melihat rambut Luvin terurai saat Jogging pun menghentikan Luvin dan mengikatkan rambut Luvin tinggi ke atas. Luvin jadi salah tingkah dibuatnya.
“thanKYU” ucap Luvin yang salah tingkah.
“Nanti rambutmu ikut kena keringat, kalau mau olahraga apapun, diikat dulu, ara?” jelas Dennis.
“Yes i see”
Tidak terasa komplex juga sudah ramai dipenuhi orang-orang yang jogging, beberapa pria terus menujukan pandangan matanya ke Luvin yang memang memakai tanktop dan short pant hitam saja.
“Kau ini” Dennis membuka jaketnya dan memakaikannya ke Luvin. “kalau soal celana tidak masalah, tapi kalau soal baju, jangan pakai yang begini di depan umum, kau bisa dilihati orang seperti tadi, dengan tidak sengaja kau membuat mereka berdosa jadi kaulah yang lebih berdosa lagi. Kau ini kan wanita, jagalah tubuhmu baik-baik, jangan sampai berpakaian minim dihadapan orang banyak. Araji?” Dennis menatap Luvin setelah selesai memakaikan jacket dan mengancingkannya setengah bagian.
Luvin menganga mendengar pencerahan berlebihan dari Dennis, Dennis memukul kepala Luvin pelan “You got it?”
“Yes i got it” Luvin memanyunkan bibir tipis berwarna merah muda miliknya.
Saat itu juga matahari mulai terbit dari ufuk timur, Luvin sudah mulai merasa seperti meleleh, namun dirinya menutupi hal itu, dia tetap jogging mengitari komplex bersama Dennis, sampai ia mulai tertatih-tatih akibat matahari yang semakin tinggi keatas langit dan menyengat tubuhnya.
Dennis yang melihat Luvin sudah tertatih pun membopongnya, “Jigyo ah~ gwenchana?”
“Jungsoo ah~ teduhkan aku~” ujar Luvin lemah.
Dennis bukannya mencari tempat berteduh malah menggendong Luvin kembali kerumahnya sambil berlari sekencang mungkin.
“Babo, bagaimana aku lupa kalau dia seorang Luvin. Luvin putri sang Lucifer. Luvin seorang Malaikat Hitam. Luvin yang tidak bisa tersengat sinar matahari. Babo!” keluh Dennis dalam hatinya sambil terus berlari, sesekali dia melihat ke wajah Luvin yang sudah pucat pasih.
Dennis langsung mendobrak pintu rumahnya karena tidak ada banyak waktu lagi untuk membukanya dengan kunci, kemudian membaringkan Luvin disofa.
“Tunggu, aku ambilkan minum dulu” Dennis berlari kedapur dan mengambilkan air mineral dingin untuk Luvin.
“Luvin, minumlah” Dennis membantu Luvin dengan memegangi gelasnya untuk diteguk Luvin.
“Kalau kau begini, bagaimana memulihkannya?” tanya Dennis cemas.
“Aku tak tahu, aku tak pernah begini sebelumnya” jawab Luvin yang melemah.
“Ottokhae~~” desah Dennis.
“Jungsoo ah~ panas” desah Luvin.
Dennis memandang Luvin dengan iba, ia tak tau harus berbuat apa, apalagi ini adalah yang pertama kalinya Luvin tersengat sinar matahari. Dennispun membuka jacket yang dikenakan Luvin untuk mengurangi rasa kepanasannya, lalu menggendong Luvin menuju kolam renang, dan menjeburkan Luvin kedalam namun masih memegangi Luvin agar tidak tenggelam, layaknya sang Ibu memandikan anaknya *alah*
“Sudah membaik?” tanya Dennis.
“Sudah tidak panas” jawab Luvin yang masih lemah, Dennis mengangkatnya keluar dari kolam dan membawa Luvin kekamarnya *kamarnya, kamar Luvin*
Setelah mengeringkan tubuh Luvin dengan mengelapnya menggunakan handuk, Dennis menyuruh Luvin untuk mengganti bajunya yang basah dengan yang kering, agar tidak amsuk angin. *???*
“Gantilah bajumu, kau bisa sakit” ucap Dennis.
“Nanti saja” tolak Luvin karena tubuhnya masih lemah dan tidak sanggup untuk mengganti bajunya. Dennis pun mencoba menggantikan baju Luvin, namun Luvin mencegahnya.
“Kau bisa sakit!” keluh Dennis.
“Tidak akan, tenanglah~”
“Tidak bisa!” bantah Dennis.

TBC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar