#chapter3
“Tidak bisa!” bantah Dennis, dia kemudian keluar kamar dan memanggil teman-temannya dari langit, hanya dengan siulan saja, dua orang bersayap sudah muncul dihadapannya.
“Siwon ah~ Heechul ah~ kemana Jisun?” tanya Dennis.
“Dia masih menyisir rambutnya, sebentar lagi juga..” ditengah-tengah perkataan heechul, yang namanya Jisun itu akhirnya sampai juga.
“Ne, ada apa memanggil kami?” tanya Siwon.
“Sebenarnya aku hanya ada perlu dengan Jisun, hehe..” jawab Dennis, “Jisun ah~ bisakah kau gantikan pakaian wanita ini didalam?” pinta Dennis.
“Ne~” Jisun mencoba masuk kedalam kamar, namun,
“Eit! Jangan masuk dengan seperti ini” Dennis menunjuk Jisun yang masih dengan gaun putih dan sayap putihnya. Ketiga orang itupun menyamar menjadi manusia biasa seperti Dennis.
***
“Siapa kau?” tanya Luvin saat melihat seorang wanita masuk kedalam kamarnya.
“Aku temannya..” Jisun menghentikan perkataanya “Mampus, siapa nama Leeteuk disini?” tanya jisun dalam hatinya.
“Jungsoo? Kau temannya?” terka Luvin.
“Ne~ sini kugantikan bajumu~” ternyata Luvin sudah tidur pulas “Apa dia mengigau?”
Jisunpun menggantikan baju Luvin dengan rok mini dan kaus putih lalu meninggalkan Luvin sendiri di dalam.
“Dia sudah tertidur, aigoo~ neomu aegyo yeoja~ dia seperti inhyeong saja” ujar Jisun saat sampai di ruang makan menemui ketiga temannya yang lain.
“Ne~” jawab Dennis dengan senyumnya.
“Siapa dia?” tanya Heechul.
“Ye, apa dia kekasihmu?” tambah Siwon.
“E.. dia.. teman sekampusku~”
“Kampus?” tanya Jisun.
“Ne”
“Aku mau ke kampus, aku mau, aku mau” rengek Jisun.
“Baguslah, kalau begitu aku jadi banyak teman, kalian ikutlah bersamaku menyamar menjadi manusia biasa” ujar Dennis.
“Sepertinya seru” Heechul dan Siwonpun mulai tertarik.
***
Dennis, Jisun, Heechul dan Siwon sudah siap untuk menyantap makan malam mereka, Dennis pergi ke kemar Luvin untuk mengajaknya makan malam bersama.
“Jigyo-ssi” Dennis membuka pintunya, kamar Luvin masih gelap, dia masih tertidur. Dennis menyalakan lampunya, dan mendekati Luvin.
“Jigyo-ssi, ireona~” ucap Dennis
Luvin berpindah tempat dan menghadapkan tubuhnya kearah Dennis duduk sambil memeluk gulingnya, Dennis tersenyum, Luvin benar-benar imut selagi tidur.
“Jigyoooooo! Ireonaaaaaaaa~”
Luvin membuka matanya yang langsung berhadapan dengan mata Dennis, “ireona? Jam berapa sekarang?” tanya Luvin setengah sadar.
“jam 7, ayo makan malam~” Dennis menarik tangan Luvin yang masih dialam kantuknya ke ruang makan.
Luvin memasukan sesuap demi sesuap nasi kemulutnya dengan malas, akhirnya dia menyudahi makannya dengan 6 suapan saja, lalu meneguk minumnya sebanyak 6 kali, kemudian tertumpah kepakaiannya.
“Mwo?” Luvin terkejut melihat pakaiannya.
“Waeyo?” tanya Dennis, Siwon, Heechul dan Jisun secara serempak.
“Mengapa memakaikanku pakaian putih begini?” tanya Luvin dengan polosnya.
“Waeyo? Putih kan bagus” jawab Dennis.
“He.. yasudahlah~” desah Luvin.
“Oh ya, kenalkan ini temanku” lanjut Dennis memperkenalkan teman-temannya itu.
“Heechul imnida”
“Siwon imnida”
“Jisun imnida”
“Lu...”
“Lu?” tanya Siwon.
“Lupa, aku lupa namaku, hehe” elak luvn.
“Jigyo” sambar Dennis.
***
Luvin berangkat bersama Dennis, Heechul, Siwon dan Jisun ke Inha, kampus mereka. Saat kelas dimulai, Dosen membawa Heechul, Siwon dan juga Jisun sebagai mahasiswa baru di kelas yang sama dengan Dennis dan Luvin.
Saat mereka sudah dipersilahkan duduk setelah memperkenalkan diri, datang seoarang lagi, otubuhnya tinggi dan rambutnya panjang untuk ukuran seorang pria.
“Choi Min Ho” Luvin terbelalak, Dennis tampak kesal melihat Luvin yang sepertinya mengetahui pria itu.
“Banyak sekali anak baru disini” cetus Changmin.
“Hehe, tidak apa lah, yang wanita cantik-cantik kan” ujar Hankyung.
“Annyeonghasimnika, joneun Choi Min Ho imnida, E.. bisakah aku duduk di sebelah kiri Yoon Ji Gyo?”
“Baiklah, mungkin Jigyo bisa membantumu, Changmin-ssi, pindahlah satu langkah kebelakang” pinta Dosen. Changmin mau tak mau pun harus menurutinya.
“Minho ah, kau sedang apa disini” bisik Luvin saat Minho sudah duduk disampingnya.
“Mommy-mu menyuruhku menemanimu: jawab Minho dengan senyuman manisnya.
Dennis memperhatikan mereka berdua, wajahnya tidak dapat menyembunyikan kalau dia tidak senang melihat Luvin dengan Minho.
***
Kelas pun sudah selesai, Minho yang belum membawa buku satupun hanya memperhatikan Luvin yang menyusun bukunya.
“Kara~” ajak Minho saat Luvin sudah memakai tasnya.
“Kemana?” tanya Luvin yang kebingungan.
“Pulang”
“Huh? Won’t”
“Waeyo?”
“Aku masih harus dibumi, kau pulanglah duluan” bisik Luvin.
“Haha, polosnya” Minho mengacak rambut Luvin.”Maksudku pulang ke rumah”
“Huh? Aku sudah ada rumah, ya kan Jungsoo-ssi?”
“Hah? Ne~” jawab Dennis.
“Dengannya? Siapa dia?” Minho nampak cemburu.
“Temanku, namanya Park Jung Soo” jelas Luvin.
“Ayo pulang” ajak Heechul pada Dennis, Siwon, Jisun dan Luvin.
“Geunde, nanyo?” tanya Minho sambil menunjuk dirinya sendiri.
“Huh? Ia juga” Luvin berbalik dan menggigit jarinya. “Bailah, kita ke hotel saja ya” ujar Luvin dengan polosnya.
“Mwo? Hotel? Andwae!” sahut Dennis.
“Wae?” tanya Minho dengan gaya sombongnya.
“Ani~ ikutlah tinggal dirumahku~” jawah Dennis.
“Jinjja? Jungsoo-ssi, gomawo~” ujar Luvin dengan senyuman manisnya.
Merekapun pulang kerumah Dennis, walau Dennis sepertinya tidak begitu ikhlas, bahkan sangat tidak ikhlas kalau Minho tinggal dirumahnya, dia juga bingung mengapa dia harus mengajaknya tinggal bersama? Biarkan saja dia dengan Luvin pergi! Pikirnya.
Sesampainya di depan rumah Dennis, mereka semua turun dari mobil, sampai Siwon menyadari bahwa ada yang kurang.
“Jisunie, eodisseo?” tanya Siwon sambil menengok kearah mobil.
“Apa dia tadi tidak ikut pulang bersama kita?” tanya Luvin.
“Heechul ah~ Siwon ah~ kalian kan dibelakang, mengapa tidak melihatnya?” tanya Dennis yang sedikit marah.
***
“Hufh, aku ditinggal ya? Aku tak tahu rumah Leeteuk pula, aigoo~”
“Jisun-ssi?” seseorang menghampiri Jisun yang sedang kebingungan bagai anak hilang.
“Ne? Nuguya?”
“Aku, Lee Dong Hae, mengapa belum pulang?”
“Ah~ aku tertinggal” desah jisun pasrah.
“Tertinggal? Bagaimana ceritanya?”
“Tadi aku ke toilet dulu, ternyata sudah ditinggal” keluh Jisun.
“Oh, mari aku antarkan~” tawar Donghae.
“Tapi, aku tak tau dimana rumahku~”
“MWO?? Lalu bagaimana?? Kau tinggal dialamat mana? Nanti kita tanyakan orang dijalan”
“Molla~ yang aku tau, aku tinggal dirumah Jungsoo”
“Oh, Jungsoo-ssi? Aku tau rumahnya, mari ku antar”
“Jinjjayo?”
“Ne~ kara~”
***
“Kapan kita kembali ke castil?” tanya Minho pada Luvin yang sedang duduk-duduk di kolam renang. Dennis yang lewat dengan tidak sengajapun menguping dibalik jendela.
“Huh? Aku tidak tau, aku bahkan belum memasang satu cheap pun ke orang-orang” keluh Luvin.
“Haha~ aku akan membantumu~ tenang saja” Minho menarik tubuh Luvin hingga kepala Luvin bersandar dipundaknya.
“Inikan tugasku”
“Hehe, sebagai calon menantu yang baik, aku harus membantu mertua dan calon istriku” ujar Minho yang mengejutkan Dennis.
“Huh?”
“Ya, supaya kita cepat-cepat menyelesaikan tugas kita, lalu kembali ke castil dan menikah” ujar Minho lalu merangkul pundak Luvin. Dennis beranjak dari tempat dimana dia menguping pembicaraan Luvin dan Minho.
“Kau tidak mau menikah denganmu” bantah Luvin dengan lembut namun masih dalam senderannya dipundak Minho.
“Wae? Apa aku kurang tampan?”
“Kau itu sudah sangat tampan”
“Lalu mengapa?”
“Karena aku tidak mencintaimu, babo” Luvin memukul kepala Minho pelan.
***
Dennis berjalan menuju kamarnya, dan sudah melangkahi satu tangga.
“Apaan! Menikah! “ desisnya.
Ting Tong
“Hufh, siapa lagi!” Dennis turun kembali dan membukakan pintu.
“Jisun? Donghae?”
“Jungsoo ya!! Mengapa kau meninggalkanku?” bentak Jisun.
“Mian, aku lupa, kau trau sendiri tadi aku sedang kesal dikampus” jelas Dennis.
“Ne?”
“Soal Minho-ssi?” sahut Donghae.
“Ne??” Dennis kaget mendengar tebakan Donghae.
“Sudahlah, aku pulang dulu ya.” Pamit Donghae pada Dennis. “Jisun ah~ aku pulang ya”
“Ne~” Jisun menjawab sambil tersenyum-senyum dan melambaikan tangannya.
Dennis menutup pintunya dan beranjak kekamarnya karena masih bad mood, sedangkan Jisun terus tersenyum tidak jelas sampai akhirnya Dennis mengiranya gila.
“Kau gila?” tanya Dennis sambil menaiki tangganya selangkah demi selangkah.
“Aku jatuh cinta! Dia baik sekali~ aigooo~~~ aku senag dibumi!” Jsiun mengikuti Dennis berjalan keatas tangga.
“Jangan ikuti aku~ aku mau sendiri” ujar Dennis.
“Kau kenapa?”
Dennis tidak emngguibris Jisun, dia masuk kekamarnya dan mengunci pintunya lalu melempar tubuhnya ke ranjang.
“Aku ini kenapa? Mengapa memangnya kalau mereka menikah? Hufh, aku tidak mengerti dengan jalan hatiku” benaknya.
Hingga waktunya jam malam, Dennis masih mengurungdirinya dikamar, Heechul, Siwon, Jisun, Luvin dan Minho yang sudah dimeja makanpun kebingungan.
“Ada apa dengan Jungsoo?” tanya Heechul.
“Aku tak tau, tadi sih dia bilang dia lagi mau sendiri” jawab Jisun.
“Kenapa dia?” timpal Siwon.
“Tapi kan dia harus makan” ujar Luvin, lalu Luvin pergi kekamar Dennis dan membujuknya.
“Jungsoo-ssi, apa kau tidur??”
“...”
“Jungsoo-ssi” Luvin terus mengetuk pintunya.
“Jungsoo-ssi”
“Untuk apa kau kemari? Sana urusi calaon suamimu!” jawab Dennis dari dalam.
“Huh? Kau harus makan”
“Shireo”
“Yasudah, kalau begitu aku juga tidak makan!”
“Mwo? Mengapa begitu?”
“Makanya makan! Ayo!”
“Shireo! Kau makanlah sana! Nanti calon suamimu marah!”
“YA! Park JUNGSOO! Jangan bertingkah seperti anak kecil! Kau keluar atau ku dobrak pintunya!”
“Dobrak saja kalau kau bisa!”
BRRAKKK
Luvin langsung mendobrak pintunya dalam sekali tendangan saja.
“Kau ini manusia apa bukan?” Dennis terbelalak melihat Luvin.
“Huh? Tentu saja! Ayo makan!” Luvin menarik-narik Dennis dari ranjangnya.
“Shireoo~” rengek Dennis.
“Kau ini kenapa?” tanya Luvin melembut.
“Tak apa~”
“liar! Begini saja,kalau kau mau makan, akan kuberikan hadiah”
“Jinjja? Baiklah ayo makan!”
***
Makan malampun usai, Dennis langsung menagih janji Luvin padanya.
“Mana hadiahnya?”
“Ini” Luvin memberinya sebuah gelang, “tenang saja, tak ada cheapnya” Luvin keceplosan.
“Cheap?” Siwon terkejut.
“Cheap?” timpal Heechul.
“CHEAP?” sambung Jisun.
“Ah? Aku hanya bergurau asal saja, hehe. Zaman sekarang banyak orang yang menjual suatu barang dengan tidak diketahui ada cheapnya, begitu, hehe”
“Lalu bagaimana kau tau gelang itu tidak ada cheapnya?” tanya Heechul.
“Huh? E.. aku..”
“Aku percaya padamu” bisik Dennis, Luvin sedikit terkejut, apa Dennis tahu? Tapi tidak mungkin! Pikirnya.
“Sudah, kau tidurlah!” ujar Minho pada Luvin.
“Ne, ayo kita tidur, sudah malam” ajak Jisun.
Mereka semuapun pergi kekamarnya masing-masing. Semua sudah tertidur lelap kecuali Dennis yang masih berbunga-bunga.
“Dia bahkan tidak memberikanku cheap padaku, dia benar-benar baik. Apa benar dia Luvin? Atau mungkin sebenarnya dia hanya pura-pura baik?” gumam Dennis.
***
“Luvin~~” panggil Minho dari luar pintu, Dennis yang mendengar panggilan Minho itu karena kamarnya bersampingan dengan Luvinpun mengintip dari jendela kamarnya.
“Luviinnn~” seru Minho lagi karena tak ada respon dari Luvin.
“Luvin ah~ apa aku perlu mendobrak pintunya? Ayolah~ aku tau kau belum tidur” bisik Minho.
“Sedang apa dia malam-malam begini” desis Dennis.
“Luvin ah~~”
“Yeah~ sabar dulu, aku sedang pakai baju!” bentak Luvin.
“Pakai baju? Kau tidur tidak pakai baju?” Minho terkejut.
“Apa? Aku baru selesai mandi!”
“Oh~ yasudah sih, aku kan calon suamimu, nanti juga aku lihat~”
“Tidak mau”
Luvin yang sudah memakai bajunya membuka pintunya untuk Minho, dengan cepat Minho langsung memeluk pinggang Luvin.
“ada perlu apa?” tanya Luvin.
“Keperluan seorang pria”
“Mwo? Kenapa datangnya padaku? seharusnya pada pria kan?” ujar Luvin dengan polosnya.
“Ya ampun LUVin~ kau ini!” Minho mengacak-acak rambut Luvin.
“Minho-ssi, aku sudah mau tidur, kau ini mau apa?” Luvin mulai kesal karena dia sudah mulai mengantuk.
“Yasudah, tidur bersama saja~”
“Kalau kau takut tidur sendiri bicara daritadi! Tapi jangan macam-macam ya!” Luvin langsung membatasi ranjangnya dengan guling.
“Maksudku kan bukan begitu, Luvin.. Luvin” desis Minho sambil menggeleng-gelengkan kepalanya. Tapi Minho hanya menurut saja, nasi sudah menjadi bubur.
“Jigyo-ssi” ucap Dennis yang ternyata sudah berdiri dipintu.
“Huh?? Ada apa? Kau juga takut tidur sendiri?” tanya Luvin dengan polosnya.
“...” mata Dennis dan raut wajahnya menyatakan bahwa dia marah.
“Sini masuk, kau bisa tidur disampingku” Luvin mengambil batasan gulingnya dan pindah kesitu.
Dennis beranjak dengan raut wajah yang masih sama kesamping Luvin, wajah Minho juga sudah nampak sangat kesal.
“Jigyo-ssi, menghadaplah padaku, aku takut” ujar Dennis sambil menatap Minho, bukan Luvin.
“Huh? Ok” Luvin memiringkan tubuhnya menghadap ke Dennis dan membelakangi Minho.
“Jigyo-ssi, lalu bagaimana denganku?” tanya Minho.
“Minho-ssi, masakan aku lebih berani darimu?” jawab Luvin.
Luvin yang sudah tidur nyenyak sesekali memegangi tangan Dennis, Dennis tersenyum kecil melihatnya, hal refleks yang dilakukan seseorang saat tidur? Atau memang?
***
Terik matahari sudah terasa menusuk-nusuk badan Minho, Minho segera bangun dan mencoba membangunkan Luvin sebelum mataharinya menyengat tubuh Luvin.
“Luvin?” desis Minho saat tidak melihat Luvin disampingnya.
Dennis juga ikut terbangun karena kegusaran Minho, saat dia membuka matanya, dia juga terkejut karena tidak lagi melihat Luvin.
“Jigyo-ssi” ucapnya lalu bangkit berdiri.
Dennis segera keluar kamar dan berteriak-teriak memanggil nama Luvin.
“JIGYO-SSI, JIGYO-SSI EODISSEOYO??”
Heechul, Siwon dan Jisun secara serempak keluar dari kamar mereka.
“Ada apa?” tanya Heechul.
“Kalian lihat Jigyo?” tanya Dennis.
“Jigyo? Bukankah tadi ida pergi bersamamu?” tanya Siwon.
“Mwo?”
“Tadi aku melihat Jigyo bersama seorang pria, karena gelap dan aku masih mengantuk, aku tak tau dia siapa, aku pikir kau” jelas Siwon.
“Siapa dia?” desis Minho.
Dennis langsung beralri keluar mencari Luvin.
***
“Katakanlah kau mencintaiku, dan menikahlah denganku, maka akau akan melepaskanmu. Ayolah! Sebelum matahari itu semakin membakar tubuhmu”
“Tidak mau” ujar Luvin yang sudah berkeringat bagai meleleh dan pucat itu, yang tangannya sedang diikat menggantung keatas.
Pergelangan tangan Luvin sudah meneteskan titik-titik darah karena rantai yang menggantung tangannya di sebuah atap terlalu kuat.
“Kalau aku tidak bisa memilikimu, orang lainpun begitu”
“Berontaklah terus, gerakan kakimu akan membuat ikatannya semakin kuat!”
Namun Luvin terus saja menggerakan kakinya yang tidak teralas apapun, dia tinggi melayang siatas dengan ikatan rantai.
Luvin semakin melemah, melemah dan melemah, terik sang matahari sudah mencapai maximal, jam sudah menunjukan jam 12 siang, sudah 7 jam lamanya dia tergantung diatas sana. Dia yakin dia akan mati, hanya menunggu beberapa saat lagi saja, dia memasrah.
“LUUUVVVIIIIINNNNNNN!!!” panggil seseorang dari bawah sana yang masih lumayan jauh, Luvin melihatnya dengan samar-samar, Minho?? Jangan panggil aku Luvin, nanti yang lain datang! Pikir Luvin.
“LLLLUUUUUVVVIIIINNNNNNNNN!!” orang itu berlari mendekat, Luvin memperhatikannya, wajahnya amsih samar-samar.
“Luvin~~” Pria itu menangis sambil menatap keatas, menatap Luvin yang sudah seperti meleleh, tetesan keringat dan darah merahnya berkumpul menjadi satu dilantai. “Luvin bertahanlah! Jebal” pria itu beranjak mencoba menutup ruangan itu agar tidak terkena matahari, namun..
“Leeteuk?” gumam Luvin, dia tidak melihat sosok itu dengan jelas “Dia bukan Minho” batin Luvin. “Leeteuk?” gumamnya kecil. pria itu mendengarnya walau panggilan Luvin sangatlah kecil.
“Aku pasti salah dengar” ucapnya dalam hati, lalu segera mengepakkan sayapnya dan menutup ruangan dengan sihirnya.
“LUVIN!!” Heechul memotong rantai dipergelangan Luvin dengan sihirnya, saat terlepas, Siwon berlari menangkap Luvin.
Heechul gemetar, begitu juga Siwon saat melihat pergelangan Luvin yang berdarah biru, namun meneteskan darah merah.
“Bagaimana bisa? Saat darahnya tidak ditubuhnya, darahnya menjadi merah” Jisun ikut shock.
“Luvin~~” ucap Dennis, pria yang sudah mengeluarkan sayapnya untuk terbang menutup ruangan itu.
Dengan pandangan yang masih tidak jelas, Luvin mencoba mengenali orang itu.
“Leeteuk?” desisnya.
“Mwo? Ulangi?” Dennis mendekat dan memegang tangan Luvin.
“Leeteuk? Kau Leeteuk?”
“Cheonsa?” Dennis terkejut.
Luvin mengingat samar-samar kenangannya bersama Leeteuk.
FLASHBACK
“Mengapa kau memanggilku Cheonsa? Namaku kan Angela Yoon Ji Yoo~”
“Karena kau adalah Malaikatku”
“Kalau begitu aku akan memanggilmu Leeteuk”
“Leeteuk? Wae?”
“Karena kau special untukku~”
END of FLASHBACK
“Jadi, kau? Ji?” Mata Heechul berkaca-kaca.
“Dia Dongsaeng kita?” tanya Siwon yang juga berkaca-kaca pada Heechul.
“Kita bawa ke istana, semoga Umma bisa menyembuhkannya” ujar Dennis.
Mereka semua terbang kelangit dengan sayapnya, meninggalkan Minho dan Kyuhyun yang sudah babak belur dipukuli Siwon.
Darah Luvin menetes kewajah Minho “Darah merah” desis Minho. Kemudian ia berjalan ketempat Luvin menetskan darahnya dirantai dan menyentuhnya. Merah. Minho merasakan darah itu dengan kedua jarinya. Biru?
“Jisun?” gumam Donghae yang ternyata juga ada diruangan itu.
***
“Bisakah Luvin masuk kedalam?” tanya Siwon.
“Tubuhnya sudah tercheap oleh Lucifer, bisakah?” timpal Heechul sambil menatap gerbang didepannya.
“Dia adalah anak asuhan kesayangan Bapa, seharusnya bisa” jawab Dennis, dan melangkahkan kakinya masuk kedalam.
“Leeteuk!! Mengapa kau membawa masuk Luvin?” sergap Jennifer yang melihat Dennis menggendong Luvin dengan sayap hitamnya.
***
(Harus sambil nyalain ‘Celine Dion – O Holly Night)
Jaejoong yang selalu mengurung dirinya, kini mulai beranjak dari tempatnya, merasa ada sesuatu yang memanggil hatinya didepan sana, dia berjalan keluar. Yunho yang melihat istrinya tumben keluar rumah pun mengikutinya.
Tiba-tiba suara malaikat penyanyi puji-pujian juga melantunkan lagunya, di malam yang bukan malam natal, sore menjelang malam pada tanggal 29 januari, mereka mengeluarkan suara emas dan menyanyikan lagu ‘O Holly Night’.
Jaejoong, Yunho, Jennifer, Dennis, Heechul, Siwon, Jisun dan yang lainnya kebingungan mengapa Malaikat puji-pujian yang dipimpin oleh Xiah Junsu, Kim Yesung, dan Kim Ryeowook mengiringkan lagu diatas sana, semua penghuni keluar karena Malaikat Puji-Pujian hanya bergema saat mereka merasakan something strong~
Semua penghuni terkejut melihat Dennis yang menggendong seorang Malaikat Hitam yang sedang sekarat, bagaimana bisa seseorang dengan cheap memasuki wilayah ini? Pikir mereka.
(merinding gw dngr lagu na)
Jaejoong menghampiri Luvin dengan tangisannya, dia merasa Luvin adalah anaknya, ikatan batin sang ibu dan anak memang kuat, lain halnya dengan Yunho, ayah Heechul, Siwon dan Luvin yang tidak ada reaksi apa-apa kecuali gemetaran.
Jaejoong menyentuh wajah Luvin, tetesan airmatanya jatuh ketubuh Luvin. Seketika itu juga sayap Luvin berubah menjadi putih, gaunnya berganti menjadi gaun putih indah, mahkota hitam dikepalanya berubah menjadi mahkota emas putih, Dennis terkejut melihat perubahan pada Luvin yang digendongnya itu.
“Angela~” gumam Jaejoong.
“Ji~” Heechul menangis. Begitupula halnya dengan Siwon.
Datang cahaya yang menerangi Luvin dan juga Dennis, suatu cahaya, yang kemudian memecahkan cheap Luvin di pergelangan tangannya, dan mengembalikan tangan Luvin yang terluka menjadi seperti semula.
“Angela~ anak Bapa Abraham, telah kembali” ucap Lazarus.
Luvin membuka matanya yang masih dihiasi berlingan putih itu secara perlahan, Jaejoong menangis sekencang-kencangnya. Yunho mendekat. Menyentuh pipi anaknya, putri semata wayangnya yang hilang diculik Lucifer.
“Angela~~” gumam Yunho.
***
Suara kicauan burung pagi ini membangunkan Dennis dari alam tidurnya, ia merasa kepalanya sedikit berat dibanding biasanya. Kemudian ia tersentak karena teringat akan sesuatu dan langsung berlari memanggil-manggil Ummanya.
“UMMA~~” Dennis berlari menuruni tangga.
“Ne, jagi? Ada apa?” tanya Jennifer.
“Umma~ dimana Luvin?” tanya Dennis dengan seriusnya.
“Luvin?” Jennifer tidak mengerti.
Tiba-tiba Heechul datang dan mengambil sarapan yang Jennifer buatkan untuk Dennis.
“YA! Heechul ah~ Jaejoong tidak membuat sarapan?” tanya Jennifer.
“Ani~ Umma sedang sibuk dengan anak kesayangannya~” jawab Heechul santai.
“Umma, jawab dulu, dimana Luvin??” rengek Dennis.
Heechul menginjak kaki Jennifer dengan kuat. *astaga,, ama ortu g gt,, ckck*
“Leeteuk-ssi. Kau ini seperti anak kecil saja” ujar Heechul sambil menatap Dennis dengan tajam.
“Ya! Aku bertanya pada Ummaku~”
“Kapan Luvin masuk kesini?” tanya Heechul dengan wajah SOK polosnya.
“Mwo? Lalu semalam? Saat Xiah mengiringi lagu O Holly Night?”
“What? You crazy? Memangnya kemarin malam natal? Aku yang atheis saja tau kemarin malam minggu” #abaikan
“Lalu?”
“Kau pasti bermimpi”
Dennis kecewa, ia menundukkan kepalanya namun..
“Aku yakin aku tidak mimpi!” ujarnya mantap.
“Kau gila? Xiah hanya mengiringi lagu itu dihari Natal saja, kau tau kan, Leeteuk-ssi?”
“Aku yakin...”
“Dewi BULAN!! LIHAT ANAK GILAMU INI!!” Heechul berteriak memotong pembicaraan Dennis.
“Heechul ah~ Lihat ini!” Dennis menunjukkan tangannya yang ada noda darah biru yang sudah mengering milik Luvin.
“Huh, Leeteuk ah~ kau bisa melukai hati adik tercintaku,memang Umma selalu memperhatikannya dan membuatku sedikit iri, tapi akupun sama dengan Ummaku, lebih memperhatikannya dari yang lain, jangan sakiti adikku, huhuu” Heechul berhiperbolaria dengan acting yang hiperbola pula.
“Jangan berlebihan!” Dennis menepuk kening Heechul seperti menepuk nyamuk.
“Aku sungguhan, adik manisku yang cantik itu bisa...”
“HEECHUL YA~” belum selesai Heechul berbicara, seoarang gadis dengan gaun putih mekar dan rambut yang panjang terurai menghampiri Heechul.
“Mwoyaaaaaaa??” rengek Heechul.
“Kau belum memakan sarapanmu, gila!”’ Gadis itu menjewer telinga Heechul.
“Mengapa kau memanggilku gila terus sih??” Heechul hanya ,mengikuti kemana tangan yang menjewernya itu bermain kekanan dan kekiri.
“Luvin?” ucap Dennis.
Gadis yang baru menyadari keberadaan Dennis disitu menatapnya dengan dalam, san melepaskan jewerannya di Heechul.
“LU~VIN??” Gadis itu menoleh kebelakangnya, dan mencoba mencari sosok Luvin yang disebut Dennis, teman kecilnya itu. “YA! Leeteuk-ssi, siapa Luvin?”
“Neo?”
“Sejak kapan namaku berubah menjadi Luvin?” Gadis itu mengangkat dagunya. “Oppa, apa selama aku belajar pada Bapa Abraham orang disini emngganti namaku?” tanya Gadis itu dengan polosnya.
“Ani~” jawab Heechul lagi-lagi dengan santai.
“Geunde, neon nuguya?” tanya Dennis dengan wajah polosnya, wajah gadis itu berubah mengusam.
“Angela Yoon. Yoon Ji Yoo. Anak Yoon Ho Jung” ucap Gadis itu lalu berlari keluar dengan matanya yang sudah berkaca-kaca.
“Apa kubilang!” Heechul memukul mejanya dan mengikuti adiknya itu.
“Angela?” desis Dennis. “Bukankah Angela dan Luvin orang yang sama? Yang kemarin itu mimpi? Lalu apa darah ini?”
***
Jisun yang diberi tugas menyebarkan salju di Amerika pun merasa kesepian karena Angela tidak bersamanya kali ini dalam menjalankan tugas.
“Huh, apa apaan~” Jisun mulai menyebarkan salju demi salju dari atas awan yang ia tumpangi.
“EH? Ini dimana? Bukan amerika!!!!” Jisun terkejut saat menyadari bahwa dia menaburkan salju di sebuah pulau kecil.
Jisun terbang kebawah dan cepat-cepat mencoba menghilangkan salju itu, karena seharusnya sekarang musim semi disana.
***
“Apa ini? Salju?? Bukankah sejak bulan lalu ini musim semi? Musim salju kan sudah berlalu” ujar seorang pria yang kejatuhan salju dikepalanya.
“Ups, mianhae” Jisun yang ceroboh, yang lupa menguibah pakaiannya namun menyapa manusia, adalah kesalahan bagus yang dilakukan *???*
“Jisun?”
“Kau tau namaku?” Jisun tersentak “Pasti dipelajaran mereka juga mempelajari tentang malaikat dan nama-namanya, hehe” batin Jisun.
“Tentu saja, kau sudah tidak menyamar menjadi manusia lagi?”
“Mwo? Apa maksudmu?”
***
Angela berlari kearah taman, lalu duduk disebuah kursi berwarna putih yang dihiasi beberapa bunga akar dipinggirnya.
“Angela~ sudahlah, dia baru bangun, mungkin saja habis bermimpi” Heechul mencoba menenangkan adik kesayangannya itu.
“Masakan mimpi bisa membuat lupa pada seseorang, Hyung?” ujar Siwon yang tiba-tiba datang dan membuat tangisan Angela semakin kencang.
“HUSH! NEO!” gertak Heechul.
Dari kejauhan terlihat Dennis yang sedangf berlari cepat kearah mereka, Heechuk dan Siwon segera pergi meninggalkan Angela yang masih menangis dan tidak mengetahui bahwa Dennis sedang menghampirinya.
“Cheonsa~” ucapnya lembut di dekat telinga indah Angela yang dihiasi kupu-kupu perak.
Angela menoleh sebentar lalu membuang wajahnya lagi.
“Cheonsaa~” Dennis memeluk Angela dari belakang dengan manja kekanan dan kekiri.
“...”
“Mau dengar apa yang aku tau?”
“...”
Walau Angela tidak menjawab, Dennis tetap menceritakan kejadian yang dia ketahui, dia juga menunjukan bekas darah biru ditangannya akibat menggendong Luvin kemarin.
“Mana yang kau pilih, aku atau Luvin itu?”
***
“Kau Yoon Ji Sun kan? Mana Park Jung Soo, Kim Hee Chul, Choi Si Won dan Luvin?
“Hah? Bagaimana kau tau mereka semua? Tapi, siapa Park Jung Soo dan Luvin? Mungkin bukumu ada yang salah”
“Kau ingat aku?” pria itu menyipitkan matanya.
“Siapa? Memang kita pernah bertemu?”
“Aku, Lee Dong Hae”
“Nama yang bagus, hehe, aku Yoon Ji Sun”
“Jisun ah~” keluh Donghae.
“Apa?”
***
“Mwo? Bukankah kalian sama?”
“Leeteuk ah~ itu hanya mimpimu saja, selama ini aku kan belajar dengan Bapa Abraham, bagaimana bisa Lucifer menculikku? Dan siapa itu Luvin? Kau pikir Lucifer akan berpikir untuk melahirkan anak? Kurasa tidak”
“Cheonsa ah~ terus terang aku tidak bisa memilih. Kalian orang yang sama untukku”
“Sama apanya? Sebelum kau mengetahui Luvin adalah aku dimimpimu itu, kau sudah suka padanya kan? Apa kau tidak memikirkanku?”
“Angela~”
“geo-jit-mal!”
“Sungguh~ kaulah yang utama~” Dennis memeluk erat tubuh Angela, walau sebenarnya dia juga masih bingung akan jawabannya, dia masih yakin Angela dan Luvin adalah satu.
Dari kejauhan, titik yang sangat jauh, tepatnya diluar gerbang. Seorang pria dengan sayap hitamnya memperhatikan gerak-gerik Angela dan Dennis.
“Apa yang dilakukan Yoon Ho Jung, malaikat memoriam kepada semua Malaikat termasuk Malaikat Hitam? Mengapa hanya aku dan Park Jung Soo itu saja yang tidak melupakan semuanya??”
END
Gantung y??
Hihi,,
Gk koq,,
Emng in ff yg bgtu,,
klO d bhs indo,,
nam na ap tmn2?,
lupa q,,

